Harianbengkuluekspress.id – Kasus penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) serta kekerasan terhadap anak semakin mengkhawatirkan di Bengkulu Selatan (BS).
Untuk merespons kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) BS melalui Bappeda Litbang menggelar Forum Group Discussion (FGD) di Aula Bappeda Litbang pada Selasa 29 Oktober 2024.
Kepala Bappeda Litbang BS, Fikri Aljauhari menerangkan meskipun isu yang ada di FGD yang digelar bukan merupakan tugas dan fungsi Bappeda Litbang.
Namun FGD memang sudah seharusnya digelar dengan tujuan utama menyusun langkah konkret untuk melindungi generasi muda dari ancaman narkoba dan kekerasan.
BACA JUGA:Usut Dugaan Korupsi Dana BOK 2023, Kejari BS Periksa 30 Saksi,
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Pagi Ini, Rabu 30 Oktober 2024, Menguat Tipis Terhadap Dolar AS
"FGD berangkat dari sebuah keprihatinan kami terkait tingginya kriminalitas peredaran narkoba dan kriminalitas terkait kekerasan seksual kepada anak," ujar fikri selepas acara.
Lebih lanjut fikri mengatakan jika dirunut dari tahun 2022 lalu tercatat ada sebanyak 11 kasus kekerasan pada anak. Adapun usia korban dari tindakan kriminalitas tersebut dikisaran pada usia 8 - 17 tahun.
"Kemudian pada tahun 2023 ada 7 kasus dan tahun 2024 ada 4 kasus. Dan kasusnya sudah inkrah semua. Ini menjadi sebuah keprihatinan bagi kami, sehingga kami mengambil inisiasi dan mentakeover rencana FGD ini," katanya.
Fikri menjelaskan melalui FGD ini semua stakeholder yang hadir, baik unsur FKPD, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda.
Sehingga dapat merumuskan sebuah keputusan penting yang berdampak baik pada pencegahan kasus yang menjadi topik FGD tersebut.
"Makanya kami tadi undang semua stakeholder, mulai dari MUI, kemudian para kepala sekolah dan asosiasi pemerintah desa dan kecamatan, serta semua organisasi masyarakat untuk mengingatkan Kabupaten Bengkulu Selatan sudah warning terkait meningkatnya kriminalitas," jelasnya.
BACA JUGA:Prediksi BMKG, Daerah yang Alami Hujan Lebat Hari Ini, Rabu 30 Oktober 2024, Berikut Daftarnya
BACA JUGA:Wujudkan Program Ketahanan Pangan Desa, Pemkab Semaku Alokasikan DD
Kekhawatiran tersebut semakin meningkat setelah belum lama ini ada korban jiwa sebanyak 6 orang di usia remaja karena berkelahi dengan senjata tajam di bawah pengaruh minuman keras (Miras).