Hal ini, menurut Mukhlis, mencerminkan adanya minat baca yang semakin berkembang di tengah masyarakat.
BACA JUGA:Ombudsman Jaring Aspirasi Masyarakat
Dalam menghadapi era digital, Mukhlis menyatakan bahwa perpustakaan mengadopsi berbagai inovasi berbasis teknologi. Salah satu langkah signifikan adalah pengembangan perpustakaan digital, yang memungkinkan masyarakat mengakses koleksi buku tanpa harus datang langsung ke perpustakaan.
“Dengan perpustakaan digital, masyarakat dapat membaca koleksi kami dari rumah atau tempat lainnya, sehingga akses informasi lebih fleksibel dan mudah dijangkau,” kata Mukhlis.
Dia berharap langkah ini dapat semakin mempermudah masyarakat dalam memanfaatkan layanan perpustakaan. Selain teknologi digital, Mukhlis juga menyoroti program-program literasi yang diselenggarakan oleh perpustakaan. Menurutnya, perpustakaan secara rutin mengadakan kegiatan seperti sosialisasi atau seminar yang dirancang untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
“Kami ingin menciptakan lebih banyak momen yang mendekatkan masyarakat dengan buku, dan kegiatan seperti klub buku, serta seminar dapat menjadi jembatan untuk itu,” jelas Mukhlis.
Kerja sama dengan berbagai pihak menjadi salah satu pilar perpustakaan dalam memperluas akses literasi. Mukhlis menjelaskan bahwa perpustakaan aktif berkolaborasi dengan sekolah, universitas, dan komunitas lokal untuk mendukung kegiatan literasi di berbagai lapisan masyarakat.
BACA JUGA: Jembatan Jalan Semangka Ditarget Akhir Tahun
“Kami bekerja sama dengan sekolah dan perguruan tinggi untuk memperluas cakupan program literasi kami. Dengan kolaborasi ini, diharapkan anak-anak dan mahasiswa dapat tumbuh dengan minat baca yang tinggi,” paparnya.
Lia Evriani, pegawai perpustakaan, mengungkapkan pentingnya kenyamanan dan inklusi bagi setiap pengunjung. Perpustakaan ini memiliki berbagai fasilitas yang didesain untuk menunjang kenyamanan bagi semua kalangan.
“Kami memastikan fasilitas yang kami sediakan dapat memenuhi kebutuhan setiap pengunjung, mulai dari anak-anak hingga kelompok disabilitas,” ujar Lia.
Lia menambahkan, ruang baca anak-anak menjadi salah satu area yang paling banyak dikunjungi oleh keluarga.
BACA JUGA:Retribusi TKA Ditarget Rp 500 Juta, Satu TKA Bayar Pajak Rp 1,5 Juta
“Kami melihat orang tua yang datang dengan anak-anak mereka. Dengan adanya area baca khusus anak, kami berharap bisa menumbuhkan minat baca sejak dini,” ucap Lia.
Lia berharap perpustakaan ini bisa menjadi ruang yang nyaman dan inklusif bagi semua kalangan. Dengan adanya fasilitas dan program-program yang kami adakan, kami berharap masyarakat semakin tertarik untuk datang dan memanfaatkan layanan kami. (Indriati)