Harianbengkuluekspress.id- Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu berkoordinasi dengan BNN Sumatera Utara untuk menelusuri pengirim ganja terhadap 2 oknum mahasiswa FR dan MK.
Kabid Pemberantasan BNN Provinsi Bengkulu, Kombes Pol Muhammad Suhanda SIK mengatakan ganja seberat 2,1 kilogram yang disita dari FR dan MK dibeli dengan harga Rp 6 juta.
Mereka membeli dengan L, teman mereka yang asli orang Sumatera Utara. Setelah uang ditransfer, ganja dikirim ke Kota Bengkulu melalui jasa eksepdisi. Tetapi saat BNN ingin menelusuri keberadaan L berdasarkan keterangan 2 tersangka, BNN kehilangan jejak.
Nomor handphone terakhir milik L yang digunakan berkomunikasi dengan dua tersangka sudah tidak aktif.
BACA JUGA:90 Pelaku UMKM di Bengkulu Selatan Dilatih, Berikut Tujuannya
BACA JUGA:Petani Sumringah, Harga Sawit di Seluma Tembus Rp2.900/Kg
"Kita koordinasi dengan BNN setempat, menelusuri pengirim ganja. Saat penyelidikan kemarin, nomor handphone yang bersangkutan tidak aktif lagi, jadi kita kesulitan melacaknya," jelas Kombes Pol Suhanda.
Jika ditotalkan, dua tersangka tersebut sudah membeli dua kali kepada orang yang sama.
Pada pembelian pertama, dua tersangka mentransfer lebih kurang Rp 6 juta, kemudian pembelian kedua juga mentransfer Rp 6 juta. Berat ganja yang didapat dari harga Rp 6 juta, sekitar 2,1 kilogram lebih.
Ganja tersebut awalnya hanya ingin digunakan saja oleh dua tersangka, karena mereka merupakan pemakai. Tetapi lambat laun, rekan para tersangka yang sering main ke kos mencicipi.
Kabar pun meluas, sampai akhirnya dua tersangka memutuskan untuk menjual ganja sekaligus menyediakan tempat menghisap ganja di kosannya.
"Kalau kata mereka awalnya ingin memakai saja, tetapi lama kelamaan kawannya ikut mencicipi. Dari mencicipi itu akhirnya tersangka menjual ganja, sekaligus menyediakan tempat," imbuhnya.
Keuntungan yang didapat dari menjual ganja sangat menggiurkan. Modal untuk membeli ganja Rp 6 juta, mereka bisa mendapatkan keuntungan 2 sampai 3 kali lipat. Karena ganja jualan dua tersangka banyak peminat, dalam tempo satu bulan mereka sudah memesan 2 kali dengan total 4 kilogram lebih.
Sistem jualnya ada yang bayar ditempat, ada yang harga Rp 50 ribu, 100 ribu, 200 ribu. Semakin besar uangnya, maka semakin banyak ganja yang didapat.
"Keuntungan bisa 3 kali lipat, meski kami tidak menghitung rinciannya. Yang jelas, mereka ini menyediakan tempat, kemudian bagi siapa saja yang pakai bisa bayar Rp 50 ribu, 100 ribu sampai 200 ribu," pungkas Kombes Pol Suhanda.