Harianbengkuluekspress.id – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, kembali mengalami peningkatan.
Per Oktober 2024, jumlah kasus tercatat mencapai 545, naik dari 527 kasus pada bulan sebelumnya.
Meski demikian, tren penyebaran penyakit ini cenderung menurun bila dibandingkan dengan puncak penyebaran pada awal tahun.
Menurut data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, sepanjang tahun ini sudah ada lima penderita DBD yang meninggal dunia.
BACA JUGA:Tingkatkan Standar Pengelolaan Ikan, Pemkab Mukomuko Bangun Fasilitas di 8 UPI
BACA JUGA:Perkuat Persiapan Pilkada 2024, Pemkab Mukomuko Fokus Lakukan Ini
Data ini menunjukkan bahwa meskipun penyebaran kasus DBD masih terjadi, upaya pencegahan dan pengendalian terus dilakukan secara intensif.
Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Mukomuko, Ruli Herlindo, menjelaskan bahwa peningkatan kasus pada bulan Oktober sebesar 18 kasus ini relatif lebih rendah dibandingkan bulan-bulan awal tahun.
“Meskipun ada penambahan, jumlah kasus DBD dalam beberapa bulan terakhir lebih sedikit dibandingkan dengan awal tahun,” ujar Ruli, Senin 3 November 2024.
Sejak awal tahun, jumlah kasus mengalami fluktuasi dengan rincian sebagai berikut: Januari tercatat 54 kasus, Februari 100 kasus, Maret 71 kasus, April 76 kasus, Mei 100 kasus, Juni 48 kasus, Juli 31 kasus, Agustus 21 kasus, September 15 kasus, dan Oktober 18 kasus.
Dari 17 puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan, dua di antaranya, Puskesmas Tunggal Jaya dan Puskesmas Teras Terunjam, tidak melaporkan adanya kasus DBD.
Sebaliknya, kasus tertinggi tercatat di Puskesmas Lubuk Sanai dengan 94 kasus, diikuti Puskesmas Mukomuko dengan 64 kasus, Puskesmas Bukit Mulya 58 kasus, dan Puskesmas Air Manjuto 51 kasus.
Beberapa puskesmas lain yang melaporkan jumlah kasus cukup signifikan termasuk Puskesmas Dusun Baru (50 kasus), Puskesmas Bantal (48 kasus), Puskesmas Penarik (45 kasus), dan Puskesmas Ipuh (42 kasus).
Sementara itu, puskesmas lain seperti Puskesmas Pondok Suguh, Puskesmas Air Rami, dan Puskesmas Lubuk Pinang mencatat jumlah yang lebih rendah, masing-masing dengan 26, 16, dan 15 kasus.
Dinas Kesehatan Mukomuko memperkuat langkah pencegahan dengan membagikan bubuk abate dan melakukan sosialisasi 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) sebagai cara efektif mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebab utama DBD.