harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara (BU) telah membentuk tim khusus Satgas penanganan konflik harimau dengan masyarakat di Kecamatan Pinang Raya dan Napal Putih untuk melakukan penjeratan terhadap harimau. Namun selama dua pekan pelaksanaan upaya jerat yang dilakukan oleh tim Satgas yang terdiri dari pihak BKSDA Provinsi Bengkulu, TNI-Polri dan pihak Pemkab BU tidak membuahkan hasil alias nihil. Bahkan setelah upaya jerat tersebut usai, teror harimau kembali muncul setelah adanya salah seekor harimau berada di bagian dapur rumah warga, pada 5 November lalu.
Kepala Pelaksanaan (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten BU, Dra Evi Fitriani MM mengatakan, dari hasil upaya jerat dengan memasang sebanyak 5 perangkap serta memasang 14 unit kamera pengawas. Petugas hanya mendapatkan beberapa potret harimau yang melintas di kamera. Namun tidak masuk ke dalam perangkap yang telah dipasang dan diberi umpan.
"Ya, dari hasil upaya menjerat yang dilakukan oleh tim satgas selama dua pekan tidak membuahkan hasil, lantaran tidak ada satu ekor pun harimau yang masuk perangkap," ujarnya, Kamis 7 November 2024.
BACA JUGA:Sembilan Laporan Masyarakat, Tak Ada kejadian Menonjol di Bengkulu
BACA JUGA:Kenalan Via Tik Tok dan Menikah Siri, Suami Bawa Kabur Motor Istri
Evi pun menyampaikan, bahwa pihak satgas akan kembali melakukan upaya kedua yakni dengan melakukan pengusiran dengan cara membunyikan meriam atau petasan.
"Ini yang sangat miris, setelah satgas kembali dan harimau pun kembali muncul. Maka kami saat ini sedang melakukan persiapan untuk melakukan upaya kedua yakni pengusiran dengan meriam/petasan. Dalam waktu dekat ini tim satgas akan kembali turun ke lokasi," terangnya.
Ketika disinggung apabila upaya kedua ini juga tidak membuahkan hasil, Evi pun secara tegas menyampaikan, bahwa pihak satgas akan kembali melakukan upaya terakhir yakni dengan melakukan penembakan bius.
"Jika tidak juga, upaya terakhir kita akan lakukan penembakan bius," tukasnya.(afrizal)