Harianbengkuluekspress.id - Gerakan orang tua asuh dalam mencegah stunting telah diluncurkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Rabu, 18 Desember 2024. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari SH MH mengatakan, langkah konkret gerakan orang tua asuh cegah stunting itu sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Provinsi Bengkulu.
"Gerakan orang tua asuh cegah stunting ini merupakan mitra strategis dalam mengatasi stunting. Tentunya, sebagai upaya kita bersama membangun dan meningkatkan kualitas SDM," terang Zamhari dalam launching Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), di Halaman Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Rabu 18 Desember 2024.
Melalui gerakan orang tua asuh cegah stunting itu diharapkan dapat dilakukan berbagai aksi intervensi spesifik maupun sensitif. Hal ini sejalan dengan akselerasi Asta Cita ke IV, yaitu memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas.
Tentunya dengan melibatkan orang tua asuh dapat memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang berisiko stunting. Melalui pendampingan dan dukungan yang tepat, tentu dapat mencegah terjadinya stunting dan memastikan tumbuh kembang anak optimal.
BACA JUGA: Upacara Batal, Sidang Paripurna Sepi, HUT ke-21 Kabupaten Lebong 2024 Tanpa Perayaan
BACA JUGA:Bantuan Sembako dan PKH Disalurkan, Ini Jadwal Target Selesai Penyalurannya
"Aksi nyata ini kita harapkan mampu meningkatkan pengetahuan keluarga dalam membangun kualitas keluarga menuju bangsa yang mandiri," ujarnya.
Ketua Panitia Penyelenggara Kick Off Genting, Edi Sofyan SE MM mengatakan, tujuan utama gerakan orang tua asuh cegah stunting untuk meningkatkan asupan gizi melalui pemberian nutrisi. Seperti pemberian bantuan makanan bergizi, suplemen, kebutuhan dasar ibu hamil, serta anak balita.
"Tidak kalah penting kegiatan tersebut untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam mencegah potensi stunting baru dalam keluarga, masyarakat hingga bangsa," jelas Edi.
Program gerakan orang tua asuh cegah stunting sebuah inisiatif untuk mencegah stunting pada anak. Terutama bagi daerah yang prevalensinya masih terbilang tinggi. Gerakan ini melibatkan berbagai unsur pentahelix baik itu pemerintah, swasta, individu.
BACA JUGA:Basarnas dan Damkar Siaga Nataru, Ini Tempat yang Mendapat Penjagaan Ketat
"Fokus utama gerakan tersebut adalah menyediakan kebutuhan gizi yang cukup bagi anak-anak dan ibu hamil. Namun tidak mengabaikan kelompok sasaran lainnya sepeti remaja,lansia dan kebersihan lingkungan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting," ujarnya.
Staf Ahli bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Bengkulu M Ichwan mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu berkomitmen untuk menurunkan angka stunting yang masih cukup tinggi, yaitu 20,2 persen. Angka stunting yang masih tinggi merupakan tantangan serius bagi pembangunan SDM di Provinsi Bengkulu.
"Potret ini harus menjadi bahan evaluasi bersama," terang Ichwan.
Ichwan menambahkan, penanganan stunting salah satu strategi pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita ke IV. Yaitu, memperkuat pembangunan SDM. Dengan melibatkan orang tua asuh, diharapkan dapat memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang berisiko stunting. Gerakan bersama lewat orang tua asuh ini, dapat menekan kasus stunting di Bengkulu, yang menetapkan sasaran hingga pada angka 12,55 persen.