Harianbengkuluekspress.id – Di tengah perkembangan zaman, Lemang Tapai tetap menjadi salah satu makanan tradisional yang bertahan sebagai identitas budaya masyarakat Bengkulu. Hidangan ini memiliki cita rasa khas yang berasal dari bahan alami dan proses pembuatan yang penuh dedikasi tinggi.
Salah seorang pembuat Lemang Tapai asal Desa Beringin Datar, Kecamatan Pino, Bengkulu Selatan, Surbaiti telah menjalankan usaha keluarga ini selama 15 tahun.
Ia menuturkan, pembuatan Lemang Tapai memerlukan waktu dan kesabaran ekstra untuk menjaga kualitas rasa yang autentik.
"Setiap hari saya mulai mempersiapkan bahan sejak dini hari. Untuk membuat lemang, saya butuh waktu 5 hingga 7 jam, sementara fermentasi tapai bisa memakan waktu dua hari. Proses ini memang panjang, tapi hasilnya sepadan," ujar Surbaiti kepada BE, Sabtu, 11 Januari 2025.
BACA JUGA:Polresta Bengkulu Musnahkan 1.235 Botol Miras dan Tuak Operasi Pekat Nala II
BACA JUGA:BMKG Prediksi Hujan Lebat 10 Hari, Ini Keterangan Prakirawan BMKG Fatmawati Bengkulu
Lebih lanjut, Surbaiti menerangkan bahan utama pembuatan Lemang adalah beras ketan, santan kelapa, dan bambu sebagai media memasak. Prosesnya melibatkan pembakaran di atas bara api hingga lemang matang sempurna.
"Sedangkan untuk Tapai, beras ketan dicampur ragi, lalu difermentasi hingga mencapai rasa manis khas," lanjutnya.
Surbaiti mengatakan lemang dimasak dengan cara tradisional, menggunakan bambu yang dibakar. Sedangkan pembuatan tapai memerlukan fermentasi dua hari untuk menghasilkan cita rasa yang pas.
"Tentunya dalam pembuatan lemang tapai akan menjaga tradisi dan rasa yang ada," katanya.
Sebab, bagi masyarakat Bengkulu Selatan, Lemang Tapai bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol warisan budaya yang menghubungkan generasi ke generasi.
"Saya berharap generasi muda tetap melestarikan makanan ini. Lemang Tapai bukan hanya kuliner, tetapi juga bagian dari sejarah dan identitas kita sebagai masyarakat Bengkulu," harap Surbaiti.
Selain menjaga tradisi, Surbaiti juga menjual Lemang dengan harga terjangkau, yakni Rp 8.000 per batang atau Rp 15.000 untuk dua batang. Sedangkan tapai, sebagai pendamping Lemang, dijual seharga Rp 7.000 per porsi. Dengan harga ini, masyarakat dapat menikmati cita rasa otentik kuliner khas Bengkulu Selatan. (117)