KEDURANG, BE – Pasca beredarnya video sekelompok siswi di salah satu SMP di Bengkulu Selatan (BS) melakuka lainya yang merupakan satu sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) BS langsung turun tangan.
Adapun korban bulli para siswi SMPN di Kecamatan Kedurang tersebut berinisial Ms (14) yang duduk di kelas VIII, sedangkan pelaku utama berinisial RN (12) yang masih duduk di bangku kelas VII. Aksi buli dialami korban dilandasi oleh rasa cemburu pelaku yang tidak terima bahwa korban digadang berpacaran dengan sang Ketua Osis SMPN tempat mereka bersekolah. Bahkan mirisnya lagi kejadian bulli tersebut dilakukan di dua tempat yang berbeda, yaitu di lokasi Pasar Kedurang dan di salah satu jalan di desa yang jaraknya jauh dari lokasi pertama.
Tindakan bulli tersebut keduanya dilakukan di hari yang sama, yaitu Kamis (7/12) siang. Tindakan tersebut dilakukan pelaku karena tidak ingin tersaingi oleh korban. Sehingga pelaku dengan sengaja mengajak para teman-temannya untuk mengajak korban untuk berduel.
“Ya betul itu siswi kami, untuk pelaku itu masih duduk di kelas VII. Pelaku hanya sendiri, kelima temannya hanya menonton saja. Sementara korban ini merupakan siswi kelas VIII atau kakak kelas pelaku dan kejadiannya di luar jam sekolah,” ungkap salah satu Kepsek SMP di BS kepada BE, Jumat (8/12).
Lebih lanjut Kepsek tersebut menerangkan, para pelaku beserta orangtuanya dan begitu pun korban telah dihubungi aparat kepolisian untuk klarifikasi. Ia berharap, korban dan pelaku dapat menyelesaikan peristiwa tersebut dengan cara kekeluargaan. Semantara, itu pasca kejadian tersebut kegiatan di sekolah telah berjalan dengan lancar dan kondusif, mengingat saat ini sedang dilakukan ulangan semester.
“Nanti setelah diselesaikan di pihak ke kepolisian nanti tentu akan berikan sanksi sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang belaku bagi pelaku. Tapi tidak menutup kemungkinan juga kalau kasusnya, kami akan memberikan tindakan tegas yang lebih berat,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang perwakilan dari keluarga korban bulli, Islan Tohadi menerangkan, pihaknya masih menunggu orang tua korban yang masih berada di luar daerah untuk membuat laporan resmi kepada pihak Polsek Kedurang. Sehingga saat ini ia bersama pihak pemerintahan desa (Pemdes) dan keluarga besar korban lainnya sebatas mendampingi korban untuk menyampaikan informasi atas tindakan bulliying terjadi.
“Kalau kami itu tetap ada itikad baik, tapi saat ini kami belum bisa memutuskan akan berdamai atau akan berlanjut hingga orang tuanya kembali ke kampung,” ungkapnya.
Islan Tohadi juga mengatakan, menyayangkan dengan tindakan yang dilakukan pelaku bulli kapada korban. Sebab seharusnya tindakan para siswi tidak dibenarkan melakukan tindakan kekerasan. Bahkan ia menyebutkan, ada sebanyak 7 orang siswi yang melakukan tindakan kekerasan kepada korban yang hanya seorang diri.
“Jujur kami minta tindak tegas, tapi kami akan melihat jalan terbaiknya,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Kedurang, IPDA Erik Fahreza SH menyampaikan, sejak awal beredarnya video perkelahian siswi SMP di wilayah hukumnya, pihak Polsek Kedurang telah melakukan pengecekan pada tindakan tersebut. Bahkan UPTD PPA BS telah terjun langsung ke Kedurang untuk melakukan pendampingan.
“Kami hanya memfasilitasi di Polsek, adapun pelaku memiliki itikad baik dan keluarga korban menerima itikad baik tersebut, serta akan melakukan musyawarah terlebih dahulu,” pungkasnya. (117)