BENGKULU, BE - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu akan mengajukan bantuan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan pemerintah pusat melalui kementerian untuk pengadaan bantuan truk pengangkut sampah. Karena, setidaknya Pemkot kekurangan 10 unit truk sampah untuk mencapai jumlah ideal 40 unit.
Dikatakan Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Rusman Effendy SSTP MM, pihaknya saat ini hanya memiliki 30 armada yang beroperasi yang tidak semuanya dalam kondisi beroperasi dengan optimal dan sering mengalami kerusakan.
"Kondisinya, kita kurang armada pengangkut. Oleh karena itulah kita meminta bantuan ke Pemprov Bengkulu dan pemerintah pusat," ucapnya, Jumat (27/10).
Ia sangat berharap Pemprov dan pusat dapat andil bagian dalam pengadaan armada pengangkut sampah di Kota Bengkulu ini. "Kita juga sudah beberapa kali mengajukan ke pihak Pemkot, Pemprov, dan Kementerian, sampai saat ini belum dapat," paparnya.
Dengan keterbatasan ini, Pemkot kesulitan dalam menanggulangi sampah di Kota Bengkulu yang saat ini perhari mencapai 300-350 ton. Dia berharap, ditahun anggaran 2024, dapat dilakukan penambahan armada pengangkut sampah untuk DLH Kota Bengkulu.
"Kota sudah menganggarkan dana oprasional, kita harapkan baik dari Pemprov Bengkulu dan kementrian dapat menganggarkan penyediaan armada baru," ungkapnya.
Meskipun itu, Rusman menjelaskan tetap berusaha dengan armada yang DLH miliki agar menjaga Kota Bengkulu tetap telayani dalam bidang persampahan ini. Sekarang ini, ada 30 armada yang beroperasi untuk pengangkutan. Diantaranya, 13 unit armada kontainer, dump truk ada 12 unit dan pickup ada lima unit. Namun, 15 diantaranya sudah sering mengalami kerusakan.
"Tetap kita upayakan bisa menjangkau semua, tetapi kita sangat harapkan ada penambahan di tahun depan nanti,” harapannya.
Apalagi, ia menyebutkan, persoalan sampah ini merupakan persoalan yang kompleks. Selain ketersediaan armada. Banyak juga persoalan lainnya yang harus disiapkan, seperti perluasan lahan TPA di kawasan air sebakul.
"Ini juga menjadi kendala kita, karena dengan kondisi TPA yang semakin hari semakin menyempit tentu sangatlah dibutuhkan perluasan atau penambahan lahan tersebut," pungkasnya. (529)