BENGKULU, BE - Kader Partai Solidaratis Indonesia (PSI) Provinsi Bengkulu bernama Dickson Aritonang mengundurkan diri. Surat pengunduran diri disampaikan langsung ke DPW PSI Provinsi Bengkulu, pada Jumat (27/10). Dickson Aritonang yang mengakui menjabat sebagai Dewan Pembina DPW PSI Provinsi Bengkulu itu mengatakan, pengunduran dirinya karena berbeda padangan politik dalam Pemilihan Presiden (Pilpres). Dickson Aritonang mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Sementara PSI telah berlabuh dukungannya ke pasangan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka.
"Saya merasa PSI sudah tidak sejalan dengan visi misi partai," terang Dickson kepada BE, saat berada di Sekretariat DPW PSI Provinsi Bengkulu, Jumat (27/10).
Dickson mengatakan, dirinya bergabung dengan PSI, karena PSI menjunjung tinggi anti korupsi, kolusi dan napotisme. Termasuk menjunjung tinggi agenda reformasi. Namun dalam Pilpres, PSI memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
"Bagi saya ini sudah bertolak berlakang. Bagaimana PSI mewujudkan agenda revormasi dengan memberikan dukungan kepada Prabowo. Tidak hanya mencindrai agenda revormasi, namun mengabaikan korban-korban pada revormasi dulu," tuturnya.
Tidak hanya itu, Dickson mengatakan, PSI yang anti korupsi dan napotisme, namun justru mendukung Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Sementara Gibran merupakan anak Presiden Indonesia saat ini Joko Widodo dan kakaknya Ketum PSI Kaesang Pangarep.
"Saya kira sudah tidak sejalan dengan idialesme saja sebagai anggota, yang dukung memilih PSI sebagai partai saya," tambah Dickson.
Dickson mengatakan, dalam Pilpres, dirinya memilih mendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Baginya, dua pasangan ini ideal untuk didukung. Karena dinilai bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sementara pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar juga dinilai, memiliki catatan tidak baik.
"Saya rasa yang tidak menjunjung tinggi kebinekaan, maka tidak layak didukung," tuturnya.
Disisi lain, saat mengatarkan surat pengunduran diri ke DPW PSI Provinsi Bengkulu, Dickson tidak mendapatkan satu orang pengurus. Sekretariat DPW PSI dalam keadaan terkunci. Hanya saja, Dickson tetap akan menyarahkan surat pengundurannya kepada pengurus PSI.
Saat dikonfirmasi, Sekretaris DPW PSI Provinsi Bengkulu Dedi Ruskam mengakui, dirinya belum mendapatkan informasi salah satu kader PSI mengundurkan diri. Namun bagi PSI, tetap bakal akan memproses bagi kader yang ingin mengundurkan diri.
"Kita belum mendapatkan informasi itu dan belum juga mendapatkan suratnya. Tapi kita akan proses, jika ada yang ingin mengundurkan diri. Tentunya secara cepat," ungkap Dedi.
Dedi mengatakan, Dickson memang tercatat sebagai kader PSI dan pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dapil Provinsi Bengkulu pada tahun 2019. Hanya saja, tidak menang. Pada Pileg tahun ini, Dickson tercatat bukan sebagai calon legislatif (Caleg).
"Kalau kader PSI memang iya. Tapi kalau sebagai pengurus tidak ada di SK PSI," ujarnya.
Soal beda padangan politik dalam Pilpres, menurut Dedi itu hal biasa. Sebab itu merupakan pilihan pribadi, bukan partai. Mengingat PSI tetap kan tegak lurus memberikan dukungan dalam Pilpres kepada Prabowo dan Gibran.
"Itu pilihan pribadi. PSI tetap tegang lurus mendukung Prabowo-Gibran. Kita pastikan PSI Bengkulu tetap solid," tutup Dedi. (151)