harianbengkuluekspress.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Seluma mencatat peningkatan kasus demam berdarah(DBD) hingga awal Maret mencapai 106 kasus DBD.
"Sejauh ini tercatat sudah 106 kasus DBD," tegas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Seluma, Rudi Sawaludin SSos melalui Kabid P2PL, Muhirin kepada BE.
Menurtunya, dari 106 kasus, DBD tertinggi ada di tiga desa di daerah tersebut. Yakni sebanyak 18 kasus DBD terjadi di Desa Kembang Mumpo, 10 kasus di Desa Talang Tinggi, 8 kasus di Desa Rimbo Kedui dan sisanya tersebar di 14 Kecamatan Kabupaten Seluma.
"Kasus terbanyak ada di 3 desa. Sejauh ini belum ada kematian yang diakibatkan DBD tersebut, " ujarnya.
Meningkatnya kasus demam berdarah di Kabupaten Seluma, tak lain akibat musim hujan yang sedang berlangsung akibatnya nyamuk aides aghepty lebih mudah berkembangbiak. Maka dari itu pihaknya pun terus melakukan upaya memutus rantai perkembangan biakan nyamuk DBD dengan melakukan fogging secara terjadwal pemberian bubuk abate.
"Kami terus pantau perkembangan DBD, dengan meminta masayarakat menerpakan 3m plus dan memberikan bubuk abate," sampainya.
BACA JUGA:Akrel Canangkan Program Ini
Dijelaskannya, jika masyarakat mengalami salah satu ciri - ciri gejala demam berdarah, seperti demam tinggi selama tiga hari, timbulnya merah pada kulit, nyeri kepala, otot dan tulang agar segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat. Pasalnya saat ini seluruh Puskesmas di Kabupaten Seluma telah memiliki alat Rapic Diagnostic Test(RDT), alat tersebut dapat mendeteksi adanya virus Dengue di awal, sehingga resiko kematian akibat virus tersebut dapat menurun.
"Silahkan periksa jika mengalami demam tinggi selama 3 hari, saat ini di setiap Puskesmas telah tersedia alat RDT pendektesi virus DBD," tambahnya.(jefry)