harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas PPKB Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) terus berusaha untuk mengurangi kasus stunting.
Dari hasil pendataan, anak yang masuk kategori stunting di wilayah Kabupaten Benteng masih tergolong tinggi.
"Pendataan hingga bulan November 2023, ada sebanyak 310 anak yang dikategorikan stunting," kata Kepala Dinas Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Benteng, Ns Gusti Miniarti SKep MH melalui Kabid KB dan Keluarga Sejahtera (KS), Herlinawati SIP.
Herlina menjelaskan, pada tahun ini DP3APPKB Kabupaten Benteng akan melakukan audit kasus stunting.
Dengan mempedomani data kasus stunting yang ada, sambung Herlina, pihaknya akan turun ke desa-desa untuk melakukan identifikasi penyebab stunting.
Selanjutnya, hasil pengecekan ke desa akan dikoordinasi dengan ahli gizi. dokter anak serta psikolog untuk membedah secara tuntas penyebab kasus stunting.
"Banyak faktor penyebab stunting, dimulai dari kurangnya asupan gizi, ekonomi keluarga, pendapatan keluarga. Bisa juga disebabkan adanya kurangnya sarana dan prasarana yang bisa menganggu kesehatan," terang Herlina.
BACA JUGA:4 Jembatan di Benteng Dibangun Tahun Ini, Segini Kucuran Anggarannya
Dengan mengetahui secara rinci penyebab stunting, jelasnya, Pemda Benteng bersama semua pihak akan merancang program atau aksi yang berkaitan dengan upaya penanganan stunting.
"Pada tahun 2022, anak yang kategori stunting mencapai 21 persen. Ditahun 2024 ini, ditargetkan turun menjadi Rp 14 persen," demikian Herlina.(bakti)