Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu akan memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik senilai Rp 1,3 miliar untuk rehabilitasi sementara SMKN 3 Bengkulu yang terbakar beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Saidirman SE MSi mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk rehabilitasi beberapa gedung yang terbakar dan pembangunan Laboratorium Fisika dan Biologi.
"Untuk sementara kita hanya bisa melakukan pembangunan sesuai dengan rencana kerja DAK yang sudah disusun sebelum terjadinya kebakaran," terang Saidirman, Rabu 13 Maret 2024.
Saidirman menjelaskan, pagu yang diajukan untuk perbaikan SMKN 3 Bengkulu sebelumnya adalah Rp 5,5 miliar.
Namun, setelah melalui beberapa proses, dana yang tersedia untuk saat ini hanya Rp 1,3 miliar. Meski demikian, pihaknya akan terus mengusulkan perbaikan menyeluruh SMKN 3 Bengkulu melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Insya Allah (perbaikan menyeluruh) di tahun 2025 ini baru bisa diwujudkan melalui dana dari kementerian maupun APBD Provinsi Bengkulu," terangnya.
Saidirman mengakui, pada tahun 2024 ini, anggaran pemerintah masih sangat terbatas. Meski begitu, anggaran Rp 1,3 miliar itu, masih bersifat sementara.
"Saya juga pesimis akan ada penambahan anggaran untuk perbaikan secara keseluruhan," ungkap Saidirman.
Di sisi lain, menjelang tahun ajaran baru yang akan digelar Juni-Juli 2024 ini, pembangunan ini akan dilakukan secepatnya. Targetnya, pada pertengahan bulan Maret ini lelang sudah bisa dilakukan.
"Saya sudah mempersiapkan perencanaannya, insya Allah di pertengahan Maret ini semua kegiatan DAK di Disdikbud ini siap dilelang," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Prof Rohidin Mersyah mengatakan, rehabilitasi SMKN 3 Kota Bengkulu, memang sudah dilakukan pengajuan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Saat ini masih dalam proses pembahasan di Balai Cipta Karya.
"Sudah masuk di Kementerian PU, sekarang sedang proses pembahasan di Balai Cipta Karya," tutup Rohidin. (151)