Replanting Baru 15 Persen, Ini Keterangan Kepala Dinas TPHP Provinsi Bengkulu

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu M Rizon SHut MSi. --

Harianbengkuluekspress.id - Pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau replanting di Provinsi Bengkulu, 2024, masih berjalan lambat. Hingga saat ini, realisasi program tersebut baru mencapai 15 persen dari target yang ditetapkan. Target replanting sawit di Bengkulu pada 2024 adalah seluas 6 ribu hektar. Namun, hingga saat ini, baru 900 hektar lahan sawit yang telah diremajakan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu M Rizon SHut MSi mengatakan kepada BE, Rabu, 12 Juni 2024, "Sampai sekarang yang masih berjalan itu sekitar 15 persen dari target 6 ribu hektar." 

Program replanting itu, menurut Rizon, berada di beberapa kabupaten di Provinsi Bengkulu, seperti di Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Tentunya berdasarkan usulan dari petani dan luasan lahan yang dimiliki.

"Kita berupaya, untuk mempercepat target program replanting," tambahnya.

BACA JUGA:Deby Setiawan Jabat Ketua Koni BS, Begini Sosoknya

BACA JUGA: Innalillahi Wainnailaihirojiun, Istri Mantan Walikota Bengkulu, Hj Nila Kartini Chalik Effendi Tutup Usia

Rizon menjelaskan, program replanting itu berasal dari anggaran Dirjen Perkebunan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Pemprov hanya memfasilitasi program tersebut dapat direalisasikan sesuai dengan target.

"Jadi kita ini hanya memfasilitasi, agar programnya berjalan," tuturnya.

Untuk anggaran replanting itu setiap 1 hektarnya mendapatkan kucuran dana Rp 30 juta. Anggaran itu sudah termasuk untuk pembelian bibit, pematangan lahan, penanaman dan lainnya.

"Alokasi per hektarnya masih sama Rp 30 juta per hektar," ujar Rizon.

BACA JUGA: Bawaslu Ingatkan KPU, Pantarlih Harus Berkompeten

Disisi lain, lewat program replanting itu, Rizon berharap  petani sawit di Bengkulu dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan. Apalagi sawit sebelumnya sudah tidak lagi produktif untuk menghasilkan buah.

"Kita harapkan petani sawit kita, bisa meningkatkan hasil panen dan kesejahteraannya," tandasnya. (Eko Putra Membara)

 

Tag
Share