Abrasi Pantai Makin Meluas, Gubernur Bengkulu Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan

Abrasi di pesisir barat Bengkulu, salah satunya pantai di Kecamatan Ketahun, Bengkulu Utara makin meluas. -Istimewa/Bengkulu Ekspress-

Harianbengkuluekspress.id  - Abrasi pantai kian mengancam masyarakat Bengkulu. Fenomena alam ini terus menggerus daratan pesisir provinsi dengan garis pantai sepanjang 525 kilometer yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

Akibat abrasi, banyak rumah warga, jalan raya,  lahan milik warga  di pesisir terancam hilang ditelan ombak.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso ST MSi mengatakan, penanganan titik-titik kritis abrasi terus dioptimalkan. Khususnya di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara yang mengalami pengurangan daratan pesisir mencapai 5-8 meter per tahun.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam menanggulangi abrasi tersebut.

"Koordinasi dengan kementerian sudah dilakukan. Pengusulan penganggaran untuk penanganan abrasi di Bengkulu Utara sudah kami usulkan ke tingkat pusat melalui Balai Wilayah Sungai. Nanti tinggal menunggu eksekusinya," terang Tejo, Senin, 17 Juni 2024.

BACA JUGA:Abrasi Pantai Semakin Mengancam, Nelayan Terancam Kehilangan Ini

BACA JUGA:Jalan Abrasi di Serangai Makan Korban, 1 Unit Truk Terjun ke Jurang

Dijelaskannya, pengusulan dan penetapan titik-titik prioritas penanganan abrasi tahun ini telah dilakukan sejak tahun 2023. Penanganan abrasi di tahun ini fokus pada titik-titik kritis yang telah ditetapkan sebelumnya.

"Untuk titik-titik baru, kami masih dalam tahap pengusulan dan koordinasi dengan Balai Sungai untuk diajukan ke pusat," tambahnya.

Tejo mengatakan, penanganan abrasi di titik-titik kritis seperti jalan putus di Bengkulu Utara akan menggunakan konstruksi beton.

"Kemungkinan besar akan digunakan beton krikes untuk penanganan abrasi. Penggunaan bronjong tidak memungkinkan karena kondisi di lapangan," jelas Tejo.

Sedangkan untuk titik baru seperti pengembangan penyu di Kabupaten Bengkulu Tengah, juga masuk dalam prioritas penanganan. Hanya saja, penanganan abrasi itu baru masuk dalam usulan tahun ini.

"Kita juga usulkan untuk dilakukan penanganan," tuturnya.

Disisi lain, Gubernur Bengkulu Prof H Rohidin Mersyah juga telah melakukan peninjauan langsung abrasi pantai di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara. Berdasarkan data Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII tahun 2023 lalu, daratan Bengkulu yang menghadap Samudera Hindia pertahunnya hilang 2 meter akibat laju abrasi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan