Cerita Bersambung : Barra Belajar Menjadi Manusia (2)

Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.-Renald/Bengkulu Ekspress-

Meskipun lebih dari 5 menit waktu yang dibutuhkan untuk membuatkan secangkir kopi, waktu tersebut masih terlalu singkat baginya untuk menghindar.

BACA JUGA:Pembangunan Seluma, Baru DAK Terealisasi

BACA JUGA:Wantimpres ke Seluma, OPD Maksimalkan Kesempatan

“Sebentar Ayah sedang diaduk, gelasnya juga terlalu panas untuk dipegang,” jawab Barra tanpa berpikir lagi jika jawaban tersebut akan membuat Wanto kesal.

“Umurmu berapa sekarang Barra? adikmu Laila lebih cerdas darimu untuk membuatkan secangkir kopi hingga segelas kopi itu bisa berada di atas meja ini,” ungkap Wanto menyindir Barra yang dinilai jauh dari kata dewasa, apalagi cerdas.

Karena tidak ada pilihan lain, Barra segera mengantarkan secangkir kopi tersebut untuk menghindari petaka yang baru dari sang ayah.

Meskipun jawaban apa yang dipilihnya setelah tamat SMA belum ada di dalam kepalanya, apa lagi sampai terucap ke luar dari mulut Barra.

“Ayah sebenarnya bangga dengan kamu Barra, ayah paham kamu butuh ayah dan ibumu. Tapi menjadi dewasa itu bukan pilihan. Sebab menjadi dewasa adalah sebuah keharusan yang mau tidak mau akan dijalani semua manusia di dunia ini, hingga akhirnya mereka menua dan tutup usia,” ucap Wanto dengan penuh kasih sayang yang juga di dampingi H Aman.

Wanto sendiri sadar bahwa selama ini Barra sejak kecil dididik keras olehnya dengan harapan dapat menjadi sosok anak laki-laki yang mandiri saat beranjak dewasa. Meskipun harapannya belum sepenuhnya ada pada Barra saat ini. 

Namun Wanto sebagai ayah tetap bangga pada kondisi Barra yang memilih menjadi anak rumahan dibandingkan berkeliaran di jalanan dan dicap sebagai anak nakal. 

Hal tersebut juga disadari Wanto setelah bercerai dengan Yanti tidak mengawasi Barra sepenuhnya, begitu pun dengan Laila gadis kecilnya.

BACA JUGA:Pantarlih Diminta Maksimalkan Tugas

BACA JUGA:Dilema Antara Hak dan Kewajiban: Tinjauan Pembatasan Hak Atas Administrasi Kependudukan

Sedangkan Barra hanya tinggal di rumah H Aman yang usianya semakin senja dan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada Barra atas dasar cinta dan sayang kepada Barra yang menjadi cucu,

Serta menjadi teman hidupnya setelah sanga istri meninggal dunia di masa pensiunnya beberapa tahun lalu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan