Komitmen Jadi Pusat Peternakan, Populasi Sapi di Mukomuko Meningkat Drastis
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani, S.Pt-Endi/Bengkuluekspress-
“Dengan kawin alami, sering terjadi kawin sedarah yang menyebabkan anakan sapi menjadi kerdil, meskipun induk dan pejantan memiliki ukuran yang besar,” katanya.
Saat ini, pemerintah, termasuk Pemkab Mukomuko, menyediakan straw kawin suntik untuk memastikan kualitas ternak tetap terjaga dan meningkatkan produksi sapi.
"Masa bunting sapi biasanya sekitar 283 hari, dan setelah melahirkan, sapi bisa birahi dan siap kawin dalam 60 hingga 90 hari. Dengan kawin suntik, keberhasilan bunting cukup tinggi," kata Pitriyani.
Lebih banyak peternak kini memilih untuk tidak memelihara pejantan karena inseminasi buatan lebih praktis dan efisien.
"Banyak peternak yang sapinya dikandangkan memilih kawin suntik karena lebih mudah dan praktis," tambahnya.
Berkat teknologi dan inovasi ini, Kabupaten Mukomuko kini menjadi salah satu pemasok utama sapi untuk daerah lain seperti Sumatera Barat dan Jambi.
“Kebutuhan daging di Mukomuko tidak hanya cukup untuk kebutuhan dalam daerah tetapi juga diekspor ke luar daerah,” tutup Pitriyani.
BACA JUGA:Amalkan Doa Ini Sebelum Tidur, Insya Allah Terhindar dari Mimpi Buruk
BACA JUGA:Amalkan Doa Ini Saat Mendapat Jabatan, Insya Allah Amanah
Dengan lonjakan populasi sapi dan penggunaan teknologi modern dalam peternakan, Mukomuko terus memperkuat posisinya sebagai salah satu daerah penghasil sapi berkualitas di Indonesia.
Hal ini tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi perkembangan sektor peternakan di masa depan. (end)