Perbankan Perlu Lebih Agile Hadapi Tantangan & Peluang Ekonomi Masa Depan
Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi dalam acara Welcoming Dinner PERBANAS CFO FORUM II – 2024 di Bali pada Kamis 1 Agustus 2024-Edo/Bengkuluekspress-
Panduan tersebut, kata Hery, membantu perbankan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang tergolong berkelanjutan untuk didanai. Tujuannya mendorong peningkatan pembiayaan yang hijau dan berkelanjutan.
“Sebagai penggerak utama intermediasi keuangan di Indonesia, perbankan memiliki peranan penting dalam transformasi pembangunan yang lebih berkelanjutan. Keseriusan perbankan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan ditandai dengan pertumbuhan portofolio kredit berkelanjutan dan pengembangan produk – produk keuangan berkelanjutan,” tuturnya.
Dalam hal ini, perbankan turut aktif menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasionalnya. Yaitu dengan menunjukkan komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.
BI memperkirakan, terdapat kebutuhan pembiayaan sebesar US$281 miliar bagi Indonesia untuk mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC) pada 2030.
NDC sendiri adalah komitmen yang disusun oleh negara pihak yang meratifikasi Persetujuan Paris untuk berkontribusi pada penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Data bank sentral pun terus memperlihatkan pertumbuhan pembiayaan hijau yang saat ini terfokus pada bank besar. Hingga Desember 2023 secara year to date (ytd) tumbuh 15,63%.
Angkanya ada di kisaran Rp500 triliun dari 41 bank, yang mencakup 83,4% pangsa total kredit perbankan pada Desember 2023.
Adapun sektor yang dibiayai di antaranya renewable energy, pembangkit listrik tenaga hidro, transportasi hijau, hingga industri produk-produk ramah lingkungan.
Transformasi Digital
Selain itu, Hary pun mencermati transformasi digital di berbagai aktivitas yang memicu inovasi menjadi lebih cepat.
Dia mengatakan, penggunaan teknologi digital membuka peluang bagi perbankan untuk meningkatkan efisiensi, mengembangkan produk baru, dan memberikan layanan yang lebih baik.
BACA JUGA:Diwarning KPK, 100 Bidang Tanah Aset Disertifikatkan
BACA JUGA:1 Pelaku Pembacokan Polisi Menyerahkan Diri
Namun, perkembangan teknologi digital juga menghadirkan tantangan, seperti ancaman serangan siber yang semakin canggih.
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa dalam menghadapi dinamika ekonomi dan keuangan saat ini pelaku industri perlu mengadopsi gaya kerja yang agile untuk bergerak dan menanggapi perubahan dengan cepat.