Perbankan Perlu Lebih Agile Hadapi Tantangan & Peluang Ekonomi Masa Depan

Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi dalam acara Welcoming Dinner PERBANAS CFO FORUM II – 2024 di Bali pada Kamis 1 Agustus 2024-Edo/Bengkuluekspress-

BACA JUGA:Pilkada Kaur Mengerucut 3 Bapaslon, 4 Parpol Belum Keluarkan Rekomendasi

BACA JUGA:Nelayan Diimbau Waspada, Ini Penyebabnya

Likuiditas yang masih memadai secara makro, kata dia, mendorong intermediasi perbankan tetap tumbuh solid karena didukung kebijakan makro prudensial yang akomodatif. 

Kendati demikian, tantangannya adalah pertumbuhan kredit akan diiringi dengan peningkatan Non Performing Loan (NPL).   

Hal ini tentu mendorong risiko penyaluran kredit yang patut untuk terus dipantau. Selain itu, tantangan likuiditas terutama terkait funding perbankan,   ke depan perlu terus dicermati. 

Data BI menunjukkan pertumbuhan kredit pada Juni 2024 tumbuh tinggi sebesar 12,36% secara tahunan/year on year (yoy). Pertumbuhan itu didorong kuatnya sisi penawaran dan permintaan terutama ditopang kredit korporasi.

Adapun pertumbuhan DPK 8,45% yoy pada periode yang sama. Sedangkan loan to deposit ratio (LDR) 85,74%. 

Hery pun menyebut ke depan kondisi imbal hasil dari SRBI sangat menarik sebagai upaya  untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Penerbitan SBN pun tinggi mengingat banyaknya surat berharga negara yang jatuh tempo hingga 3 tahun ke depan. 

“Maka perbankan perlu terus berinovasi untuk menarik funding yang selanjutnya digunakan untuk penyaluran kredit. Salah satu dampaknya adalah potensi peningkatan cost of fund perbankan. Peningkatan cost of fund berpotensi berdampak pada net interest margin perbankan yang menyempit,” katanya.

Ekonomi Hijau & Berkelanjutan

Hery lanjut menjelaskan, di sisi lain transisi menuju pembangunan yang lebih hijau dan berkelanjutan semakin mendesak dan meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini.

BACA JUGA:Ratusan Warga Bersihkan Pantai Ini

BACA JUGA:Kelapa Sawit Investasi Menjanjikan, Begini Pernyataan Ketua HIPMI Bengkulu

Hal ini turut mendorong industri perbankan untuk memberikan pembiayaan yang selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. 

Perumusan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pembiayaan hijau.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan