Cegah Pernikahan Dini, Penyuluh Agama di Bengkulu Sasar Majelis Taklim Hingga ke Sekolah
ilustrasi pernikahan -istimewa/bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Pernikahan anak dibawah umur kini atau dikenal pernikahan dini menjadi masalah serius di Indonesia.
Kementerian Agama melalui Dirjen Bimas Islam bersatu padu mengajak masyarakat Indonesia untuk melawan perkawinan dibawah umur tersebut.
Dan mengimbau di setiap unit di Kementerian Agama seluruh Indonesia untuk menggalakkan cegah perkawinan anak demi generasi berkualitas.
Terkait hal itu, penyuluh dan penghulu bahu membahu mengedukasi, mensosialisasikan mencegah perkawinan anak demi generasi berkualitas.
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu, Syamsul Basil mengatakan program pencegahan pernikahan dini terus digalakkan di Kota Bengkulu.
Program tersebut sudah berlangsung, dimana para Penyuluh memberikan pembinaan pra pernikahan bagi para Catin di KUA, selain berdakwah saat khutbah Jumat, ceramah dan lainnya.
BACA JUGA:Cek Hasil Seleksi Tahap I Beasiswa Unggulan
BACA JUGA:Pengumuman Hasil KSM 2024 Tingkat Provinsi Sudah Bisa Di Cek , Ini Linknya
"Memang program ini wajib kita jalankan, sebab, wujudkan generasi emas yang berkualitas, tentunya jangan sampai anak-anak kita salah langkah dalam pergaulan, sehingga bikin mereka terjerumus dunia kelam yang bikin mereka menikah diwaktu yang tidak tepat (menikah dibawah umur)," kata Syahmul.
Penyuluh, bebernya memiliki tugas dan tanggungjawab dalam memberikan edukasi pencegahan perkawinan dini, oleh karenanya edukasi terkait usia perkawinan menjadi salah satu tentang pencegahan perkawinan usia dini, dimana usia menikah itu minimal berusia 19 tahun, jika dibawah umur 19 tahun maka tidak diwajibkan untuk menikah, sebab umur dibawah 19 tahun masih dalam masa perkembangan.
" Saat ini para PAI di KUA Sungai Serut, menyasar ke Majelis Taklim, sekolah jenjang SMP dan SMA serta masyarakat umum, sehingga himbauan cegah pernikahan dini akan lebih efektif jika terus disampaikan." katanya.
"Diusia itu kan mereka masih mencari jati diri mereka, jika tiba-tiba menikah, ini kan dapat merusak generasi emas kita nantinya, makanya, kami rutin mensosialiasikan ini ke masyarakat, dari pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum". Pungkasnya. (**)