Populasi Gajah Terancam, KSBAS Desak Pemerintah Cabut Izin 4 Perusahaan di Bentang Sebelat

Koalisi Selamatkan Bentang Alam Sebelat (KSBAS) menuntut pemerintah mencabut izin 4 perusahaan yang mengeksploitasi Bentang Sebelat sebagai rumah bagi Gajah Sumatera.-IST/BE-

Harianbengkuluekspress.id  - Koalisi Selamatkan Bentang Alam Sebelat (KSBAS) Bengkulu menuntut pemerintah agar mencabut izin empat perusahaan yang mengeksploitasi Bentang Sebelat, Bengkulu Utara.

Ke-4 perusahaan itu adalah PT Inmas Abadi, PT Anugrah Pratama Inspirasi, PT Bentara Arga Timber (BAT), PT Alno Agro Utama (AAU).

Hal ini demi menyelamatkn populasi Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) dari kepunahan.

Desakan tersebut disampaikan KSBAS Bengkulu yang beranggotakan organisasi terdiri dari mahasiswa, komunitas, siswa dan organisasi masyarakat sipil dalam peringatan Hari Gajah Sedunia 2024 yang digelar di Pusat Latihan Gajah Sebelat pada 10-11 Agustus 2024.

Peringatan hari gajah 2024 ini dirangkai juga dengan sejumlah agenda, antara lain diskusi, eksplore habitat dari gajah hingga penyampaian desakan untk penyelamatan gajah Sebelat.

“Koalisi menuntut Kementerian ESDM mencabut izin pertambangan batubara PT Inmas Abadi di atas areal seluas 4.050 Ha yang berada di habitat kunci Gajah Sebelat,” terang Koordinator KSBAS, Suarli Sarim, Minggu, 11 Agustus 2024.

BACA JUGA:THR dan Gaji 13 Guru Tak Kunjung Cair, Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Gelar Job Fair Besar-besaran, Targetkan 4.999 Tenaga Kerja Terserap

Ia menyebutkan, anggota koalisi juga mendesak Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk mencabut izin PT Anugrah Pratama Inspirasi (PT API), PT Bentara Arga Timber (PT BAT) yang mana memiliki hak pengusahaan hutan seluas 44.476,15 Ha di Bentang Sebelat.

Mereka juga menuntut agar Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) agar mencabut hak guna usaha (HGU) perkebunan PT Alno Agro Utama (AAU) yang membelah habitat gajah.

“Kami mendesak KLHK untuk lebih serius menyelamatkan gajah Sumatera dengan menyelamatkan habitat satwa terancam punah ini,” katanya.

Ia menerangkan, populasi gajah Sumatera di Bengkulu mengalami penurunan drastis dari 100-150 tahun 2008 menjadi tidak lebih dari 50 ekor pada tahun 2024 yang tersebar hanya di dua kantong saja, yaitu di kantong Air Rami dan Air Teramang wilayah Bengkulu Utara dan di Kabupaten Mukomuko.

"Penurunan dari populasi ini salah satunya akibat kehilangan hutan sebagai rumah satwa langka itu. Konsorsium Bentang Alam Sebelat mencatat ditemukan tiga ekor gajah mati sejak dari tahun 2020-2022," bebernya.

Padahal, satwa gajah ini masuk ke dalam daftar merah spesies terancam punah yang dikeluarkan Lembaga Konservasi Dunia-IUCN.

Tag
Share