Tahun 2025, Kemenag Targetkan Rekrut 10 Ribu Penyuluh Agama Islam

Logo Kementerian Agama -Istimewa/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan  10 ribu penyuluh Agama Islam pada tahun 2025. 

Para penyuluh itu akan berperan aktif dalam memperkuat pesan-pesan keagamaan moderat di media sosial.

"Target ini bukan hanya angka, tetapi sebuah langkah strategis untuk memperkuat kehadiran penyuluh agama di ruang digital, guna menyampaikan nilai-nilai kebangsaan, moderasi beragama, serta merespons isu-isu aktual secara positif dan produktif," ungkap Kasubdit Penyuluh Agama Islam, Amrullah.

Dijelaskan Amrullah, perekrutan para penyuluh tersebut menjadi tantangan  baru, pasalnya penyuluh nantinya tidak hanya berdakwah melalui cara konvensional seperti di masjid dan majelis taklim,juga diharapkan dapat berdakwah menggunakan platform digital.

"Ini menjadi tantangan bagi kami untuk memastikan penyuluh agama tidak hanya eksis di lingkup masyarakat terbatas, tetapi juga mampu memperluas jangkauan dakwah melalui media sosial," ungkap Amirullah.

 Diakui Amrullah, perekrutan kali ini menjadi tantangan terbesar.Untuk itu, pihaknya berencana melibatkan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) dalam proses perekrutan dan pengelolaan 10 ribu penyuluh agama ini. 

BACA JUGA:12 Saksi Dugaan Tipikor BTT Diperiksa, Ini Waktu Penetapan Tersangkanya

BACA JUGA:Luncurkan API Moderasi Beragama, Ini Makna dan Penjelasannya

 "Mengelola 10.000 akun media sosial dengan konten yang terstruktur dan sesuai pedoman bukanlah tugas mudah. Oleh karena itu, kami akan menyusun roadmap yang jelas, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga kota, serta mengoptimalkan peran IPARI dan Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam," Jelas Amir.

 Sebagai langkah awal, Kemenag akan menyusun silabus konten yang menjadi panduan bagi penyuluh agama dalam memproduksi materi digital. 

Amirullah mengatakan, akan ada tema khusus yang diangkat oleh penyuluh agama secara rutin dan serempak di berbagai platform, mulai dari Twitter, YouTube, Instagram, hingga Facebook. 

Nanti, para peserta akan diberikan pelatihan konten dan manajemen media sosial.Mereka akan membuat konten singkat dalam bentuk desain grafis atau videopendek yang mempromosikan nilai-nilai moderasi. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan