Produksi Sampah Meningkat, Ini Terobosan dan Strategi PUPR Bengkulu
IST/BE Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah air sebakul yang dikelola DLH untuk menampung hasil pengangkutan sampah se-Kota Bengkulu. --
Harianbengkuluekspress.id- Masalah sampah menjadi tantangan besar di sejumlah daerah tak terkecuali di Bengkulu.
Penumpukan sampah yang terjadi di daerah perkotaan maupun pedesaan, sehingga menyebabkan tingginya volume sampah yang dihasilkan setiap hatinya, sementara pengelolaanya tidak memadai.
Penumpukan sampah mengganggu pemandangan, menurunkan kualitas udara dan air, serta dapat menyebabkan banjir karena saluran air yang tersumbat oleh sampah.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai negatif bagi lingkungan, kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
Terkait masalah sampah, Pemerintah Provinsi Bengkulu, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu, saat ini tengah menyiapkan program persampahan regional.
BACA JUGA:Ditemukan Bakteri Yang Dapat Memicu Kerusakan Syaraf, BPOM Imbau Warga Setop Makan Jajanan Ini
BACA JUGA:Asyik Memadu Kasih dengan Tetangga, Perangkat Desa di Kaur Digerebek Suaminya, Begini Kejadiannya
Program persampahan itu mencakup tiga wilayah meliputi wilayah Bengkulu Tengah, Seluma, dan Kota Bengkulu.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu,Tejo Suroso menuturkan pengembangan kawasan persampahan regional ini penting dilakukan. Mengingat dampak negatif yang mungkin terjadi jika tidak diantisipasi sejak awal.
Dijelaskan Tejo Sloso dari ketiga wilayah tersebut, Bengkulu juga mengalami kesulitan dalam mengelola sampah di TPA Air Sebakulu yang sudah melebihi kapasitas.
"Tempat pengelolaan sampah di wilayah ini sangat mendesak, apalagi TPA sudah tidak mampu lagi menampung sampah dan lahan yang sangat terbatas. Oleh karena itu, negara melalui dinas PUPR akan mengambil alih untuk masa depan" kata Tejo.
BACA JUGA:Opsi Tingkat Nasional Dibuka, Mendikdasmen: Dorong Prestasi dan Karakter Siswa Lewat Penelitian
Untuk pembangunan TPA regional ini membutuhkan lahan seluas kurang lebih 20 hektar. Sebelumnya telah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah dan Seluma, namun karena keterbatasan lahan, mereka berencana menggunakan hutan produksi.