Pemanasan Suhu Laut Picu Badai Atlantik Semakin Dahsyat pada 2024, Studi Terbaru Ungkap Fakta Mengejutkan
Pemanasan Suhu Laut Picu Badai Atlantik Semakin Dahsyat pada 2024, Studi Terbaru Ungkap Fakta Mengejutkan-ilustrasi/Bengkuluekspress-
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Imbau Kewaspadaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BS, Sabtu 23 November 2024, Hujan dan Ancaman Longsor Mengintai, Waspada!
Contohnya, pada puncak intensifikasi Badai Milton sebelum mencapai daratan, pemanasan laut yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat suhu air yang sangat hangat 100 kali lebih mungkin terjadi dibandingkan kondisi normal.
Hasilnya? Kecepatan angin meningkat hingga 24 mil per jam (sekitar 38 km/jam), memperbesar dampak destruktif badai.
Gilford dan timnya juga menemukan bahwa antara 2019 hingga 2023, sebanyak 84% badai di Cekungan Atlantik diperkuat secara signifikan oleh pemanasan laut akibat ulah manusia.
Metode mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Research Climate, diakui sebagai terobosan dalam memahami hubungan antara perubahan iklim dan intensitas badai.
Pujian dan Peringatan dari Ahli Global
Penelitian ini mendapat pujian dari Friederike Otto, ahli iklim terkemuka dari Imperial College London dan pemimpin World Weather Attribution.
Otto menilai bahwa metodologi ini berhasil melampaui penelitian sebelumnya yang hanya mengaitkan perubahan iklim dengan curah hujan badai.
Namun, Otto juga memberikan peringatan keras. "Badai dahsyat seperti ini terjadi ketika suhu global hanya meningkat 1,3 derajat Celcius (2,3 derajat Fahrenheit) di atas suhu pra-industri. Dampaknya akan jauh lebih buruk jika suhu naik melebihi 1,5 derajat Celcius (2,7 derajat Fahrenheit)."
Otto bahkan menambahkan bahwa skala badai saat ini, yang dibatasi pada Kategori Lima, mungkin tidak lagi relevan di masa depan. "Kita harus mulai mempertimbangkan skala baru yang mampu mencerminkan kekuatan badai yang belum pernah kita alami sebelumnya."
Masa Depan Badai: Apakah Kita Siap?
Studi ini menegaskan bahwa pemanasan global tidak hanya memengaruhi iklim secara keseluruhan, tetapi juga memperburuk bencana alam yang sudah ada.
Dengan suhu laut yang terus meningkat, badai-badai di masa depan diprediksi akan semakin intens dan merusak.
"Ini bukan lagi pertanyaan apakah perubahan iklim memengaruhi badai, tetapi sejauh mana kita dapat memitigasi dampaknya," ujar Gilford.