Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Naik, Ini data BPS Bengkulu

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal. --

BENGKULU, BE - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Bengkulu yang diukur dengan menggunakan gini ratio tercatat sebesar 0,333 pada awal tahun 2023 ini. Mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat 0,315. Hal itu mengindikasikan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran di Bengkulu mengalami peningkatan sebesar 0,018 .

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal mengatakan, indikator kemiskinan berdampingan dengan ukuran ketimpangan pengeluaran penduduk. Salah satu ukuran ketimpangan yang digunakan adalah gini ratio dengan nilai antara 0-1. Semakin tinggi nilai gini ratio menunjukkan tingkat ketimpangan yang semakin tinggi.

"Berdasarkan angka gini ratio Bengkulu pada tahun 2023 ini tercatat 0,333 atau cenderung naik dibandingkan tahun 2022 lalu, kondisi ini menunjukkan bahwa belum terjadi pemerataan pengeluaran di Bengkulu," kata Win, kepada BE, Rabu (29/11).

Ia mengaku, belum membaiknya pemerataan pengeluaran masyarakat di Bengkulu terjadi akibat harga sejumlah komoditas pangan yang cenderung mengalami kenaikan. Hal itu membuat pengeluaran perkapita penduduk naik.

"Karena harga komoditas naik seperti BBM dan komoditas pangan sehingga membuat tingkat ketimpangan pengeluaran naik," ujarnya

Ia mengaku, tingkat ketimpangan pengeluaran bisa saja mengalami penurunan jika harga komoditas pangan terkendali. Oleh sebab itu, pihaknya berharap, pemerintah Provinsi Bengkulu bekerja keras membuat tingkat ketimpangan pengeluaran menjadi lebih terkendali.

"Bisa saja itu turun, asalkan pemerintah bekerja keras menurunkan harga komoditas pangan," tuturnya.

Selain Gini Ratio, ukuran lain yang digunakan untuk merepresentasikan ketimpangan pengeluaran adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah pada distribusi pengeluaran menurut Bank Dunia. Berdasarkan ukuran ini tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12-17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada diatas 17 persen.

"Pada awal tahun 2023 lalu, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah di Bengkulu, tercatat sebesar 21,20 persen yang berarti distribusi pengeluaran penduduk Bengkulu berada pada kategori ketimpangan rendah," ujarnya.

Selain itu, berdasarkan daerah perkotaan dan perdesaan, pada awal 2023 persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan tercatat sebesar 21,20 persen, sementara persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perdesaan tercatat sebesar 23,22 persen. "Dengan demikian, baik daerah perkotaan maupun perdesaan di Bengkulu, menurut kriteria Bank Dunia berada pada ketimpangan rendah pada awal tahun 2023 lalu," tutupnya. (999)

 

Tag
Share