IPLT dan Mobil Tinja Beroperasi Tahun 2025
RENALD/BE Kepala Bappeda-Litbang Bengkulu Selatan, Fikri Aljauhari SSTP MM--
Harianbengkuluekspress.id - Kabupaten Bengkulu Selatan akan mengoperasikan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) pertama pada tahun 2025.
Fasilitas yang berlokasi di Kayu Arau, Desa Padang Gilang, Kecamatan Manna, ini bertujuan untuk mengelola limbah tinja secara aman dan terorganisir guna mendukung lingkungan yang sehat.
Kepala Bappeda-Litbang Bengkulu Selatan, Fikri Aljauhari SSTP MM menyatakan bahwa pengolahan limbah tinja menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Dengan populasi yang terus bertambah, limbah tinja yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
“IPLT ini telah selesai dibangun dan proses administrasi pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD, red) di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK, red) juga sudah rampung. Tahun depan, UPTD ini akan mulai beroperasi,” ujar Fikri kepada BE pada Senin, 16 Desember 2024.
BACA JUGA:Cegah Rabies, Hewan Divaksin, Distan Sasar 200 Hewan Piara
BACA JUGA:Sidang Korupsi Pasar Inpres Bintuhan, Terdakwa Sebut Bupati Terima Aliran Dana
Lebih lanjut, Fikri mengatakan selain IPLT pemerintah daerah juga telah menyiapkan mobil penghisap tinja untuk melayani masyarakat. Mobil ini akan menyedot limbah dari septic tank rumah tangga untuk kemudian diolah di IPLT. Saat ini, Bengkulu Selatan memiliki satu unit mobil penghisap yang siap melayani 11 kecamatan.
“Kami akan menambah infrastruktur jika permintaan meningkat, seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan ini,” tambahnya.
Di sisi lain, upaya Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dalam menciptakan lingkungan sehat juga terlihat dari pembangunan 2.221 unit MCK gratis di 70 desa pada tahun 2024. Program ini digagas oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Kepala Dinas PUPR Bengkulu Selatan, Ir H Teddy Setiawan ST MM MSi menjelaskan bahwa pembangunan ini bertujuan untuk mengentaskan kebiasaan buang air besar (BAB) sembarangan, terutama di desa-desa yang masuk kategori stunting.
“Anggaran sebesar Rp 40 miliar telah dialokasikan untuk membangun fasilitas ini. Kami pastikan pembangunan MCK di 70 desa akan selesai pada akhir tahun ini,” ungkapnya.
BACA JUGA:Mitsubishi Xforce Tampil Elegan Dilengkapi Teknologi Canggih, Segini Harganya
Menurut Teddy, fasilitas ini bukan hanya ditujukan untuk masyarakat yang belum memiliki WC. Tetapi juga untuk mencegah pencemaran lingkungan akibat BAB di sungai atau tempat terbuka.
“Dengan infrastruktur ini, kami berharap tidak ada lagi warga yang BAB sembarangan. Hal ini penting untuk mendukung kesehatan masyarakat dan menjaga kebersihan lingkungan,” pungkasnya. (Renald)