Guru Garda Terdepan Pencegahan Bullying, Sefty Minta Guru Jadi Panutan

Sefty Yuslinah--

BENGKULU, BE - Wakil Ketua (Waka) Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Sefty Yuslinah SSos MAP, mengatakan peran serta guru menjadi perhatian penting dalam mencegah kasus bullying atau perundungan di lingkungan sekolah.  Menurut Sefty, guru merupakan pengganti orang tua di sekolah, sehingga sosok guru harus menjadi panutan bagi siswanya. Jika guru justru menjadi pelaku bullying, maka hal ini akan menjadi contoh yang buruk bagi siswa.

"Sosok seorang guru itu adalah pengganti orang tua di sekolah, jadi ayah ibunya di sekolah itu adalah guru. Gimana kalau misalnya gurunya yang malah memberikan contoh yang tidak baik, gimana jadinya dengan pendidikan di Indonesia maupun di Bengkulu ini," ujar Sefty, Rabu (29/11).

Sefty menilai guru harus senantiasa belajar dan meningkatkan kompetensinya, sehingga dapat menjalankan peranannya sebagai guru dengan baik, termasuk dalam mencegah bullying.

"Jadi seorang pemberi pelajaran dia juga harus belajar, seorang pembina dia harus juga dibina. Sehingga peran yang diembannya benar-benar dapat dijalankan dengan baik," tuturnya.

Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus bullying di lingkungan sekolah masih menjadi salah satu masalah yang serius. Pada tahun 2022, KPAI mencatat sebanyak 11.926 kasus bullying yang terjadi di Indonesia, dengan 2.235 kasus di antaranya terjadi di lingkungan sekolah.

Untuk mengatasi masalah ini, Sefty mendorong agar peningkatan SDM pendidik dapat dioptimalkan. Hal ini penting dilakukan agar guru dapat menjadi sosok yang dapat digugu dan ditiru oleh siswanya.

"Sebenarnya segala sesuatu itu kan harus dimulai dari pendidikan, nah bagaimana pendidikan kita ini memang benar-benar harus diperhatikan dan terutama sosok seorang guru karena memang guru itu kan yang digugu dan ditiru," pungkas Sefty. (151/prw)

 

Tag
Share