Waspada Bencana, BPBD BS Siaga 24 Jam

Kepala BPBD BS, Hen Yepi SPi-RENALD/BE -

Harianbengkuluekspress.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Selatan (BS) kesiagaan penuh menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Langkah ini menjadi upaya preventif dalam menghadapi potensi bencana alam yang diprediksi meningkat akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut.

Kesiapsiagaan ini dimulai sejak 25 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025, dengan melibatkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD BS. 

Selain patroli rutin, tim juga akan fokus memantau wilayah yang rawan terjadi bencana seperti longsor di jalan lintas, banjir di kawasan permukiman, dan risiko kecelakaan di objek wisata. Langkah ini dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat selama perayaan Nataru.

BACA JUGA:Kemenag Hapus Aset Tak Layak Pakai Di Arab Saudi, Ini Penggantinya

BACA JUGA:Perangkat Desa dan BPD Ancam Demo, Ini Masalah Pemicunya

Kepala BPBD BS, Hen Yepi SPi, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan 17 personel TRC yang dilengkapi sarana dan prasarana tanggap darurat. Mereka akan bertugas selama 24 jam penuh untuk memastikan respons cepat terhadap laporan masyarakat.

"Dalam siaga ini, kita akan kerahkan TRC untuk berpatroli dan bersiaga selama 24 jam saat rangkaian Nataru berlangsung," ujar Hen, Sabtu, 21 Desember 2024.

Hen menambahkan, saat ini Bengkulu Selatan berada dalam status siap siaga mengingat cuaca ekstrem yang sering menyebabkan banjir, longsor, hingga gelombang tinggi di kawasan pantai. Oleh karena itu, TRC BPBD telah disiapkan untuk merespons setiap laporan dengan cepat dan efektif.

"Kita berada dalam status siaga karena kondisi cuaca sangat tidak menentu. Hujan deras disertai angin kencang bisa memicu berbagai potensi bencana, sehingga kami tidak ingin ada korban atau kerugian yang lebih besar," jelasnya.

Selain melakukan patroli dan pemantauan, BPBD juga akan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat. Dengan menggunakan pengeras suara, tim akan berkeliling ke permukiman warga untuk memberikan imbauan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan.

"Kami akan melakukan pendekatan langsung dengan imbauan keliling, agar masyarakat lebih memahami ancaman yang mungkin terjadi selama cuaca ekstrem ini berlangsung," kata Hen.

Ia juga menyoroti pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama para wisatawan yang mengunjungi objek wisata di Bengkulu Selatan. Menurutnya, pengunjung pantai diminta untuk tidak mendekati bibir pantai atau berenang, karena risiko gelombang tinggi yang bisa mengancam keselamatan. Begitu pula dengan sungai-sungai yang saat ini rawan banjir bandang.

"Kondisi pantai dan sungai sangat tidak bersahabat. Kami imbau wisatawan untuk tidak berenang atau bermain terlalu dekat dengan air guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," tegas Hen.

Di akhir wawancara, Hen mengajak masyarakat Bengkulu Selatan untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan segera jika ada indikasi bencana. Menurutnya, sinergi antara masyarakat dan petugas menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang sedang terjadi.

Tag
Share