Alur Pelabuhan Pulau Baai Sangat Dangkal, Plt Gubernur Desak Pelindo Datangkan Kapal Keruk
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah memberikan keterangan pers.-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mendesak PT Pelindo dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk segera mendatangkan kapal keruk untuk mengeruk alur Pelabuhan Pulau Baai. Sebab, kedalaman alur Pelabuhan Pulau Baai saat ini hanya kurang lebih 1,5 meter LWS.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah mengatakan, kondisi alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu sudah sangat dangkal. Oleh sebab itu, pihaknya mendesak PT Pelindo sebagai pengelola Pelabuhan Pulau Baai dan KSOP sebagai pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran di pelabuhan agar mendatangkan kapal keruk.
"Kami telah melakukan peninjauan langsung pada Jumat, 27 Desember 2024, bersama PT Pelindo dan KSOP Bengkulu. Kami meminta mereka segera mendatangkan kapal keruk untuk mengatasi masalah ini," ujar Rosjonsyah, Sabtu, 28 Desember 2024.
Menurutnya, pendangkalan tersebut telah menyebabkan kapal-kapal besar tidak dapat bersandar ke Pelabuhan Pulau Baai. Akibatnya, distribusi kebutuhan pokok seperti bahan bakar minyak dan makanan menjadi terganggu.
BACA JUGA:Sarana Danau Nibung Diperbaiki di Mukomuko, Ini Alasan dan Pertimbangannya
BACA JUGA:BNN Provinsi Bengkulu Sita 350 Gram Sabu dan 2 Kg Ganja, Segini Jumlah Tersangkanya
"Kapal besar harus mentransitkan barang ke kapal kecil untuk kemudian dibawa ke darat. Ini tentu sangat tidak efisien dan menambah biaya logistik," tambahnya.
Kondisi ini juga memengaruhi sektor ekspor. Komoditas unggulan Bengkulu, seperti batu bara, CPO, dan cangkang sawit, tidak bisa dikirim ke pasar internasional karena keterbatasan akses kapal besar ke pelabuhan. Hal ini berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi provinsi.
"Kita tidak bisa ekspor karena alur Pelabuhan yang dangkal, kerugiannya tidak main-main bisa ratusan miliar rupiah," tuturnya.
Masalah lain yang semakin memperburuk situasi adalah abrasi di sekitar pelabuhan. Panjang abrasi yang semula hanya 50 meter kini telah mencapai 1,3 kilometer.
Abrasi ini, menurut Rosjonsyah, harus segera ditangani agar tidak mengancam infrastruktur pelabuhan.
"Kami membutuhkan langkah cepat dan sinergi dari semua pihak, terutama PT Pelindo dan KSOP, untuk memastikan pelabuhan Pulau Baai tetap dapat berfungsi dengan baik. Abrasi yang terus meluas juga memerlukan perhatian khusus,” tegasnya.
Menanggapi desakan tersebut, General Manager (GM) PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, S Joko mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan solusi terbaik.
"Kami memahami kekhawatiran pemerintah dan masyarakat Bengkulu. Saat ini, proses pengadaan kapal keruk sedang kami percepat," singkat Joko.(999)