Harga Gabah Padi Naik, Petani di Mukomuko Tersenyum Ceria, Berikut Alasannya
Harga Gabah Padi Naik, Petani di Mukomuko Tersenyum Ceria-Endi/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Para petani khususnya padi sawah di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, saat ini mulai tersenyum ceria.
Pasalnya, pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram.
Kebijakan ini dianggap sebagai solusi atas ketidakpastian harga gabah yang selama ini ditentukan oleh tengkulak, sekaligus memberikan dorongan semangat baru bagi petani untuk mengelola hasil panen.
“Kami sangat bersyukur karena akhirnya ada acuan harga yang jelas dari pemerintah. Ini memberikan kepastian bagi kami sebagai petani,” ujar Afri Joni Candra (39), seorang petani di Desa Ranah Karya, Kecamatan Lubuk Pinang, Selasa 31 Desember 2024.
BACA JUGA:2025, Kuota BBM Bersubsidi di Bengkulu Berkurang, Totaknya Hanya Segini
Afri menjelaskan bahwa selama ini harga gabah yang dijual para petani sering kali tidak menentu karena bergantung pada tengkulak.
“Biasanya kami menjual gabah ke tengkulak dengan harga yang sangat bervariasi, tergantung musim,” katanya.
Ia memaparkan, harga gabah bisa turun drastis hingga Rp 4.300 per kilogram saat musim hujan atau panen raya. Kondisi ini sering kali membuat petani merugi.
“Kalau musim hujan atau panen raya yang bersamaan dengan daerah lain, harga dari petani ke tengkulak hanya Rp 4.300 per kilogram,” ungkapnya.
Namun, pada musim panen tunggal, harga bisa mencapai Rp 5.900 per kilogram. Bahkan, untuk jenis padi keras, harga bisa menyentuh angka Rp 8.000 per kilogram.
“Tapi itu jarang terjadi. Selama ini harga sering tidak stabil, jadi sulit bagi kami untuk merencanakan keuntungan,” tambah Afri.
Kenaikan HPP gabah ini diputuskan dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 30 Desember 2024.
BACA JUGA:Polda Gelar Program Bedah Rumah di Kota Bengkulu, Ini Penerimanya