Pencurian Ternak Marak di Bengkulu Selatan
Kapolres BS, AKBP Florentus Situngkir SIK-RENALD/BE-
Harianbengkuluekspress.id – Kasus pencurian ternak (curnak) terus menjadi momok bagi masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan. Selama tahun 2024, puluhan kasus dilaporkan terjadi di 11 kecamatan, dengan puncaknya pada November dan Desember.
Meski demikian, hingga kini belum ada pelaku yang berhasil ditangkap. Terbaru, insiden memilukan terjadi di Gunung Ayu, Kota Manna. Seekor sapi Bali ditemukan mati dengan kondisi leher nyaris putus dan bagian perut terurai. Kejadian ini mempertegas aksi nekat para pelaku yang berani beroperasi di lingkungan warga.
Mardian (38), warga Pino, menyaksikan langsung kejadian tersebut. Menurutnya, para pelaku bertindak sangat profesional sehingga sulit terdeteksi.
"Pernah dalam satu malam ada dua kejadian di Pino. Tapi baru ketahuan pagi harinya. Pelaku ini benar-benar terlatih," ungkapnya kepada awak media pada Selasa, 31 Desember 2024.
BACA JUGA:Perkara Narkoba Mendominasi, Ini Penjelasan Asisten Bidang Intelijen Kejati Bengkulu
BACA JUGA:508 Personel Polda Naik Pangkat, Ini Pesan Kapolda Bengkulu
Hal yang sama juga disampaikan Reza (25), warga Pino Raya. Ia mengaku khawatir dengan semakin seringnya kasus curnak. Ia menuturkan bahwa pelaku bahkan berani mencuri sapi yang diikat di kandang.
“Kami tidak tahu pelakunya satu kelompok atau berbeda-beda. Sampai sekarang belum ada yang ditangkap,” katanya.
Kapolres Bengkulu Selatan, AKBP Florentus Situngkir SIK, mengungkapkan bahwa pelaku curnak biasanya mengincar ternak di malam hari setelah melakukan survei lokasi terlebih dahulu.
Untuk itu, ia meminta masyarakat segera melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan.
“Kami butuh waktu untuk menyelidiki setiap kasus. Tapi yang utama, tingkatkan kewaspadaan dengan mengadakan ronda malam dan melibatkan Bhabinkamtibmas,” tegas Kapolres.
Hingga saat ini, upaya pengamanan bersama menjadi solusi sementara untuk mengantisipasi aksi curnak yang terus menghantui warga. (117)