Pemkot Bengkulu Targetkan Pengangguran di Bawah 5 Persen, Begini Strateginya
Kepala Disnaker Kota Bengkulu, Firman Romzie--
Harianbengkuluekspress.id - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bengkulu merancang sejumlah strategi untuk menekan angka pengangguran di tahun 2025 ini. Tercatat dari total 291 ribu angkatan kerja yang ada di Kota Bengkulu, baru 184 ribuan warga yang memiliki pekerjaan.
Berdasarkan data tersebut, sebanyak 5 persen atau sekitar 9 ribu jiwa warga kota tidak memiliki pekerjaan alias menganggur.
"Kebanyakan dari para pengangguran saat ini merupakan lulusan SMA dan berasal dari luar Kota Bengkulu. Kita akan terus berusaha untuk menekan angka tersebut melalui berbagai upaya," ujar Kepala Disnaker Kota Bengkulu, Firman Romzie, Minggu, 5 Januari 2025.
Diketahui, angka tersebut tergolong tinggi dibandingkan wilayah pedesaan yang hanya berkisar antara 2 hingga 3 persen.
BACA JUGA:Dugaan Korupsi PAD Mega Mall Naik Penyidikan, Begini Penjelasan Kejati Bengkulu
BACA JUGA:3 Bulan Buron, Pelaku Cabul Diamankan Polisi di Wilayah Ini
Salah satu faktor penyebabnya banyak individu yang terlalu memilih pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian atau latar belakang pendidikannya.
Hal ini membuat para pencari kerja ini membatasi untuk mengembangkan skill pada berbagai sektor pekerjaan lain.
Untuk menekan angka pengangguran itu, lanjut Firman Romzie, pihaknya meminta setiap perguruan tinggi di Kota Bengkulu untuk menggelar job fair setiap kali menuntaskan wisuda.
"Dengan digelar job fair dari kampus tersebut, para mahasiswa diharapkan dapat lanjut melamar sesuai keahlian masing-masing," jelas Firman.
Disamping itu, Disnaker kota juga mengencarkan Program Pekerja Migran Indonesia (PMI) di tahun 2025.
Dimana program ini membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bekerja di luar negeri. Diketahui pada tahun 2024 lalu pihaknya telah memberangkatkan 200 tenaga kerja yang tersebar dibeberapa negara seperti jepang, taiwan dan malaysia.
Firman menyebutkan, membuka peluang kerja ke luar negeri menjadi salah satu strategi jitu untuk mengentaskan angka pengangguran tersebut. Sebab, gaji yang ditawakan cukup besar hal ini dapat berpengaruh pada peningkatan perekonomian masyarakat.
"Banyak keuntungan yang bisa kita rasakan, pertama diluar negeri itu metode kerjanya sangat disiplin sehingga bisa meningkatkan kualitas para pekerja Indonesia. Kemudian, dengan gaji yang besar maka para pekerja ini bisa meningkatkan ekonominya sepulang dari luar negeri," sampai Firman.