Prosesi Pengajian Pra Nikah yang Syahdu bersama Ustadzah Nur Azizah

INDRI/BE Calon pengantin bersama Ustadzah Hj. Nur Azizah Sya’roni, S.Pd., memegang simbol keberkahan dalam pengajian pra nikah yang dilaksanakan dengan Adat Bengkulu, Jumat, 17 Januari 2025, Prosesi ini menjadi awal dari rangkaian pernikahan yang penuh m--

Harianbengkuluekspress.id – Prosesi pengajian pra nikah yang digelar pada Jumat, 17 Januari 2025, menjadi momen penuh makna dan syahdu. Pengajian ini mengawali prosesi akad nikah yang dilaksanakan dengan Adat Bengkulu, di mana keluarga mempelai mengundang Majelis Darul Maghfirah untuk memimpin acara penuh hikmah tersebut.  

Pengajian pra nikah ini memiliki pesan mendalam tentang bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya. Dalam suasana haru, prosesi diawali dengan permohonan maaf dari calon mempelai kepada orang tua mereka. Seperti yang disampaikan oleh Ustadzah Hj. Nur Azizah Sya’roni, SPd,  dalam acara tersebut.

“Ketika orang tua mengikhlaskan dan meridhoi, insyaAllah semua akan berjalan lancar. Harapannya, keluarga yang dibangun menjadi keluarga Samaraba, yakni sakinah, mawaddah, rahmah, dan barokah," ujar Nur. 

Prosesi ini tidak hanya mempertegas pentingnya restu dan doa orang tua, tetapi juga mengajak semua yang hadir untuk merenungi jasa pengorbanan mereka. 

“Acara ini lebih kepada suasana syahdu, di mana seorang anak harus mengakui betapa mulianya jasa kedua orang tua,” ucap Nur. 

BACA JUGA:Upaya Bengkulu Menuju Zero Stunting terus Dilakukan, Begini Program yang Diluncurkan

BACA JUGA:Ketersediaan Gas LPG 3 Kg Aman, Segini Stoknya

Dalam pelaksanaan acara tersebut, pihak keluarga mempelai biasanya menghubungi langsung Majelis Darul Maghfirah untuk memimpin pengajian. 

“Kami dihubungi secara pribadi oleh keluarga mempelai. Sebelum menyetujui, kami mempertimbangkan kondisi, lokasi, dan waktu pelaksanaan,” ujar Nur.

Menariknya, pihak majelis tidak memasang tarif untuk menghadiri acara tersebut.   Selain memberikan pesan dan doa, pihak keluarga mempelai sering meminta acara pengajian ini dicetak dalam bentuk buku sebagai kenang-kenangan yang bisa dikenang oleh mempelai dan keluarga besar. Hal ini diharapkan dapat menjadi pengingat akan momen penting dan makna mendalam dari prosesi pra nikah.   Nur juga menyampaikan harapannya untuk Majelis Darul Maghfirah ke depan.

“Kami berharap kekompakan dan silaturahmi dalam majelis ini tetap terjaga. Mudah-mudahan, pemerintah setempat juga dapat menjadikan acara-acara seperti ini sebagai program daerah. Jika ada kegiatan atau ikon-ikon besar maupun kecil, semoga kami bisa terus dilibatkan,” ungkapnya.  

Pengajian pra nikah tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi sarana spiritual untuk mempersiapkan calon pengantin memasuki babak baru dalam hidup mereka dengan keberkahan dan doa dari keluarga serta kerabat. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa sebuah pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan, tetapi juga menyatukan dua keluarga besar dalam bingkai doa dan ridho Ilahi. (Indri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan