4 Tahun Kota Bengkulu Bebas Malaria , Ini Imbauan Kadinkes

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Haryadi, memberikan pernyataan terkait keberhasilan Kota Bengkulu mempertahankan status bebas malaria selama empat tahun. -Indri, CW1/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id – Pemerintah Kota Bengkulu berhasil mempertahankan status bebas malaria selama empat tahun berturut-turut.

Capaian tersebut menandai keberhasilan Pemerintah Kota Bengkulu, melalui Dinas Kesehatan, dalam mencapai dan mempertahankan tahap eliminasi malaria sejak memperoleh sertifikat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2020.  

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Haryadi, mengungkapkan bahwa kasus malaria yang pernah terjadi sebelumnya pun berasal dari luar daerah.  

“Alhamdulillah, sampai tahun 2024 ini, di Kota Bengkulu tidak ada kasus penderita malaria. Kalau pun ada kasus di masa lalu, penularannya berasal dari luar daerah,” ujar Joni. 

BACA JUGA:Menginjak Kotoran Kucing, Membatalkan Wudhukah?, Begini Kata Ustadz Adi Hidayat

BACA JUGA:Disnaker Kota Bengkulu Siapkan Job Fair Bengkulu, Bersiap Ini Jadwal Pelaksanaannya  

Meskipun telah berhasil mempertahankan eliminasi malaria, Joni tetap mengimbau masyarakat untuk waspada, terutama terhadap kasus impor.

Ia menjelaskan bahwa malaria disebabkan oleh empat jenis plasmodium, yaitu Plasmodium vivax, ovale, malariae, dan falciparum, dengan pengobatan yang berbeda sesuai jenisnya.  

“Pengobatan malaria disesuaikan dengan jenis malarianya, tingkat keparahan, dan kondisi pasien. Biasanya, obat yang diberikan adalah chloroquine dan primaquine,” ucap Joni.  

Namun, tantangan kesehatan di Kota Bengkulu tidak berhenti pada malaria. Joni mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyakit lain yang sering muncul di musim pancaroba, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).  

Joni menjelaskan pola cuaca yang berubah-ubah antara hujan dan panas justru meningkatkan risiko berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, vektor utama DBD.

Menurutnya, banjir akibat hujan deras memang menghambat perkembangan nyamuk, tetapi genangan air yang muncul saat cuaca tidak menentu justru menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk tersebut.  

“Apabila terjadi hujan secara terus-menerus hingga menyebabkan banjir, perkembangan nyamuk Aedes akan sulit terjadi. Namun, saat cuaca berganti-ganti, nyamuk Aedes justru memiliki waktu untuk berkembang biak di tempat-tempat yang mudah tergenang air,” ungkap Joni.  

BACA JUGA:Kaur Kekurangan Pengawas Sekolah, 11 Orang Mengawasi 358 Sekolah

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan