4 Tuntutan Desa Penyangga PT SSL segera Direalisasikan, Ini Dia

JEFRYY/BE Dengar pendapat bersama warga Desa Penyangga dengan manajemen PT SSL sehingga menyampaikan keluhan mereka dan menuntut kompensasi. --

Harianbengkuluekspress.id - Warga dari 6 Desa Penyangga dari keberadaan pabrik crude palm oil (CPO) milik PT Seluma Sawit Lestari (SSL) Dusun Napalan, Kecamatan Sukaraja, kemarin melakukan rapat dan duduk bersama dengan manajemen perusahaan.  Warga meminta perusahaan  agar segera merealisasikan tuntutan.  

Alhasil sejumlah aspirasi masyarakat menuntut agar pihak perusahaan untuk menjalankan sosialisası dan komunikasi dengan desa penyangga. Meminta pihak perusahaan memberikan kompensasi kesehatan kepada masyarakat termasuk mendirikan klinik di seputaran perusahaan. Meminta pihak perusahaan bisa meminimalisir aroma tidak sedap yang dihasilkan dari pengolahan limbah padat dan cair.  Serta meminta perusahaan membentuk Humas di setiap desa penyangga.

“Dua minggu belum ada progresnya, kami akan mendatangi perusahaan. Jika perusahaan serius menanggapi permasalahan ini, dua minggu sudah ada tuntutan yang ditindaklanjuti," sampai Perwakilan Masyarakat, Tenno Heika.

Selain itu juga, jangan sampai pihak manajemen perusahaan dan pihak terkait melakukan intimidasi dan menganggap kepala desa sebagai provokator akan aksi aroma yang tidak sedap dan pencemaran udara ini. 

Dalam pertemuan rapat seluruh warga yang hadir justru mengeluhkan aroma tidak sedap yang keluar dari perusahaan dan ini bukan mengada ada. 

"Kami tunggu dua minggu dari selesai rapat ini, harus sudah ada progres dari PT SSL, kami ingin melihat keseriusan PT SSL menyikapi permasalahan pencemaran udara asap dan bau limbah CPO ini," ungkap Tenno.

Dari enam desa penyangga meliputi Desa Talang Sebaris, Kelurahan Sukaraja, Desa Lubuk Sahung, Desa Talang Benuang, Desa Sukamaju, Desa Taba Lubuk Puding. Mayoritas desa penyangga ini juga mengeluhkan aroma yang tidak sedap pada sore hingga pagi harinya. Sehingga wajar masyarakat meminta kompensasi atas dugaan pencemaran udara yang telah terjadi.  Setidaknya pihak perusahaan bisa memberikan masker kepada warga yang melintas di kawasan perusahaan. Mengingat saat ini masih banyak warga yang berkebun. 

“Sampai saat ini memang belum ada kegiatan sosialisasi oleh perusahaan. Setelah mencuatnya permasalahan limbah aroma tidak sedap barulah perusahaan open bahkan menggelar kegiatan sosialisasi ini,” sampai Kades Lubuk Puding, Untung Putra Jaya.

BACA JUGA:Kantor Desa Ulak Lebar Dibobol Maling, Satu Unit Laptop Raib

BACA JUGA:Jalan Rusak di Padang Panjang Dikeluhkan, DPRD Minta PUPR segera Perbaiki

Ditambahkan Untung Putra Jaya, sekalipun terbilang baru atas keberadaan PT SSL ini, komunikasi bersama kepala desa penyangga tidak terjalin. Padahal desa penyangga adalah desa yang paling pertama mendapatkan dampak negatif atas limbah udara tidak sedap yang di keluarkan akhir akhir ini.

“Ini nyata dari keluhan warga yang merasakan  pencemaran udara itu setiap hari. Jadi perusahaan bisa menindak lanjuti dengan segera jangan sampai larut larut,” tegasnya.

Sementara itu, Manager Perusahaan PT SSL Widiyanto dalam pertemuan tersebut menyambut baik atas aspirasi warga desa penyangga. Terhadap usulan dan aspirasi warga tersebut jelas akan di tampung terlebih dahulu dan kemudian untuk disampaikan ke manajemen pusat. Terpenting adalah saat ini manajemen tengah melakukan perbaikan akan instalasi limbah itu sendiri.

“Aspirasi dan masukan warga ini akan jadi atensi kami. Namun perusahaan tengah melakukan perbaikan terhadap IPAL, Serta akan memproses untuk penghijau awan,” sampainya singkat. (Jefrianto)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan