BI Optimis Inflasi Terkendali, Tantangan Selama Ramadan 2025 Ini Perkiraan Tingkat Inflasi di Bengkulu

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha.--

Harianbengkuluekspress.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu optimis inflasi pada Ramadan 2025 ini di Bengkulu terkendali. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha menjelaskan, tekanan inflasi selama Ramadan tahun ini tidak terlalun tinggi diperkirakan masih bisa terkendali. Meski begitu, BI tetap bekerja sama dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pelaku usaha untuk menggelar pasar murah.

"Kita menggandeng Pemda dan pelaku usaha di Bengkulu untuk menggelar pasar murah," kata Aditya, Kamis 13 Februari 2025 saat diwawancara BE.

Aditya menambahkan, pasar murah tersebut merupakan bagian dari upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengurangi angka inflasi di Provinsi Bengkulu. Dalam hal ini, kolaborasi antara Bank Indonesia, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pelaku usaha menjadi kunci utama dalam menekan inflasi.

"Pasar murah dilakukan dalam upaya untuk menekan inflasi selama Ramadan ini," tuturnya.

BACA JUGA:Susmanto Jabat Ketua FKPPI BS, Siap Lanjutkan Perjuangan

BACA JUGA:Antara Perkuat Kemitraan dengan BE , Pimpinan Antara Berkunjung ke BE Ini yang Dibahas

Pasar murah tidak hanya dimaksudkan untuk mengendalikan inflasi, tetapi juga untuk menjaga ketersediaan pangan dan bahan pokok bagi masyarakat. Selain itu, melalui pasar murah ini, stabilitas pasokan pangan dan bahan pokok dapat terjaga dengan baik sehingga masyarakat tidak terbebani oleh lonjakan harga.

"Kegiatan pasar murah tidak hanya mengendalikan inflasi tetapi juga menjaga ketersediaan pangan agar tidak mengalami lonjakan harga," ujar Aditya.

Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu menyebutkan tingkat inflasi kemungkinan akan tinggi. Hal itu dipicu oleh permintaan terhadap bahan pokok yang diprediksi akan terus meningkat selama Ramadan ini.

"Meski begitu, kami memperkirakan inflasi di Provinsi Bengkulu masih sekitar 2 plus minus 1 persen," ungkap Aditya.

BACA JUGA:Pelunasan Biaya Haji 1446 H Jemaah Reguler Dimulai 14 Februari 2025, Ini Tarif Per Embarkasi

Meskipun tantangan inflasi selama Ramadan merupakan ujian bagi perekonomian daerah, BI bersama dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha terus berupaya memberikan solusi yang efektif dan terukur.

"Dengan sinergi yang kuat antara lembaga keuangan dan pemerintah, diharapkan Bengkulu dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih baik dan memperkuat fondasi ekonominya," ujarnya.

Selain itu, langkah-langkah proaktif yang dilakukan oleh BI juga mencerminkan peran penting lembaga keuangan tersebut dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat. Dengan terus mengawasi dan merespons dinamika ekonomi regional, Bank Indonesia berperan sebagai garda terdepan dalam menjaga stabilitas makroekonomi Bengkulu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan