Dukung Swasembada Pangan Mukomuko Rehabilitasi 110 Jaringan DI, Ini Kata Kepala Dinas Pertanian Mukomuko

IST/BE Jaringan daerah irigasi (DI) ditahun 2025 ini direhab.--
Harianbengkuluekspress.id – Untuk mendukung swasembada pangan, khususnya di Kabupaten Mukomuko. Pemerintah Kabupaten Mukomuko, pada 2025 ini melaksanakan rehabilitasi 110 unit jaringan daerah irigasi (DI). Adapun sumber anggaran pembangunan jaringan DI ini dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2025.
''Sebanyak 110 unit jaringan DI di daerah ini tersebar di sejumlah wilayah kecamatan akan direhab,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Pitriyani ketika dikonfirmasi BE, Minggu, 6 April 2025.
Kabupaten Mukomuko mendapatkan program pembangunan rehabilitasi 110 unit jaringan DI, setelah Gubernur Bengkulu Helmi Hasan melakukan asistensi dengan Menteri Pertanian. Hasilnya Bengkulu mendapatkan program pembangunan irigasi di lahan 8.000 Ha. Dari program rehabilitasi jaringan DI di Provinsi Bengkulu, untuk lahan persawahan seluas 8.000 Ha itu, kata Pitri, Kabupaten Mukomuko mendapatkan pembangunan rehabilitasi 110 unit jaringan DI untuk lahan seluas 1.000 Ha.
Sedangkan, jenis pekerjaan pembangunan rehabilitasi sebanyak 110 jaringan DI itu kemungkinan jaringan tersier dan sekunder DI tersebar di daerah ini. Dikatakannya, jika pekerjaannya dijaringan sekunder, maka kegiatan itu diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan jaringan tersier diserahkan pada Dinas Pertanian Mukomuko.
BACA JUGA:77 Menara Sutet Bakal Dikenakan Pajak, Ini Keterangan Kepala Bapenda Kabupaten Bengkulu Utara
BACA JUGA:Hitung Kerugian Dugaan Korupsi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan di Lebong, Jaksa Tunggu BPKP
Rehabilitasi jaringan DI, diharapkan dapat menambah luas tanam padi di daerah ini yang luasnya semakin berkurang. Hingga saat ini luas lahan persawahan di dalam Daerah Irigasi (DI) Manjuto tersebar di lima kecamatan di daerah ini, telah berkurang sebanyak 6.819 Ha sejak tahun 2019 hingga kini.
Luas sawah di DI Manjuto pada 2000 mencapai 9.063 Ha tersebar di lima kecamatan. Pada 2008 meningkat menjadi 9.187 Ha, karena adanya program cetak sawah. Namun, pada 2019 atau dalam rentang 19 tahun, luas sawah tinggal 2.368 Ha. Berdasarkan data tersebut, luas lahan sawah berkurang sementara luas lahan sawit meningkat hingga 79,5 persen. Yakni dari 3.391 ha pada tahun 2000 menjadi 22.315 Ha pada 2019. (Budi Hartono)