Geger, Warga Temukan Bangkai Macan, di Sini Lokasinya

Reporter: Bakti |

Editor: Asrianto |

Jumat , 02 Feb 2024 - 13:59

Geger, Warga Temukan Bangkai Macan, di Sini Lokasinya-Bakti/Bengkulu Ekspress-

geger, warga temukan bangkai macan, di sini lokasinya                            harianbengkuluekspress.bacakoran.co- warga desa kota titik, kecamatan pematang tiga, kabupaten bengkulu tengah (benteng) digegerkan dengan adanya penemuan bangkai anak macan.
bangkai anak macan tersebut ditemukan di lahan perkebunan sawit milik warga.
belum diketehui secara pasti penyebab hewan buas tersebut mati. diduga, kematian macan belum terlalu lama lantaran bagian tubuh masih tampak utuh saat ditemukan, pada jumat, 2 februari 2024.
camat pematang tiga, madeslianto saat dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan bangkai macan tersebut.
baca juga:oknum pejabat di mukomuko diduga kampanyekan caleg, begini isinya
baca juga:lezatnya wonton menggoda selera, ternyata ini resepnya
"ya, itu jenis macan akar," kata camat.
untuk diketahui,macan akar (felis bengalensis) atau kucing hutan merupakan salah satu satwa liar yang hidup di hutan.
meskipun disebut macan, hewan ini masuk dalam spesies kucing karena memiliki tubuh yang mungil dan menggemaskan.
jika anda menemukannya, sebaiknya jangan ditangkap. sebab, hewana liar ini dilindungi.
hewan ini  memiliki panjang tubuh 45 cm hingga 105 cm dengan berat badan 3-7 kg.
ia memiliki bulu yang halus dan pendek serta warna yang khas yaitu kuning ke coklatan dengan belang hitam.
juga memiliki buntut yang panjangnya kisaran 23-44 cm.
mengingat hewan liar ini dilindungi, maka warga dilarang memburunya. sehingga, jika ada yang kedapatan memburu atau memperjualbelikannya.
baca juga:tak banyak yang tahu, 6 jenis buah ini ampuh sembuhkan penyakit
baca juga:aman dan mudah didapat,15 bahan alami ini bisa memutihkan wajah dengan cepat 
maka pelakunya bakal dijerat dengan uu nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
pelaku bakal terancam dengan hukuman  5 tahun penjara dan denda maksimal rp 100 juta. (bakti)