Pasca Terbakar, SMKN 3 Kota Bengkulu Dibangun Maret 2024, Segini Jumlah Anggarannya

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu, Saidirman SE MSi meninjau SMKN 3 Kota Bengkulu yang terbakar beberapa waktu lalu.-Budhi/BE -

Harianbengkuluekspress.bacakoran.co - Pasca kebakaran hebat yang yang meluluh-lantakkan SMKN 3 Kota Bengkulu beberapa waktu lalu.

Yang mana dari kejadian itu mengakibatkan kerugian materil yang tidak sedikit dan menghambat proses belajar mengajar siswa. 

Dari analisa Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, kerusakan bangunan beberapa gedung pasca kebakaran ada yang mencapai 70 persen bahkan lebih. Artinya perlu dilakukan pembangunan gedung baru karena tidak memungkinkan dilakukan renovasi.

"Kita usulkan pembangunan gedung baru karena beberapa gedung hasil analisa Dinas PUPR kerusakan mencapai 70 persen sehingga mau tidak mau harus dibangun gedung baru," kata Asisten I Setda Provinsi Bengkulu, Drs Khairil Anwar MSi, Sabtu, 3 Februari 2024.

BACA JUGA:Hasil Uji Kompetensi 41 Pejabat di Tangan Gubenur, Begini Penjelasan Sekdaprov

BACA JUGA:Tingkatkan Kesadaran Vaksinasi Rabies, Ini Dia Manfaat Vaksin Rabies

Dilanjutkan Khairil, pembangunan tahap 1 direncanakan pada Maret ini dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) SMKN 3 Kota Bengkulu tahun 2024. 

Walaupun tidak secara menyeluruh, paling tidak pembangunan tersebut mendekatai kondisi normal.

"Untuk tahap awal pembangunan dilakukan melalui DAK meskipun tidak banyak tetapi kita maksimalkan. Seperti lantai satu dulu," ungkapnya.

Dikatakan Khairil, hikmah yang dapat dipetik yakni SMKN 3 Kota Bengkulu akan mendapatkan gedung dan fasilitas baru atas musibah yang terjadi tersebut. 

Untuk itu, karena sebentar lagi tahun ajaran baru, maka masyarakat tidak perlu khawatir jika ingin memasukan anaknya ke SMKN 3 Kota bengkulu.

"Karena yakinlah bahwa ini akan kita bangun baru dengan semua fasilitas yang baru," ujarnya.

Ia memastikan, jam pelajaran yang kurang akan dilakukan pembelajaran dengan menggunakan sistem daring kembali. Meski begitu, pembelajar luring atau tatap muka di kelas, tetap dilakukan. 

"Jadi, nanti pembelajarannya dilakukan secara online dan offline. Misalnya, jam belajar itu 6 jam, hanya terpenuhi 4 jam di kelas, maka sisanya akan dilakukan melalui daring," terang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan