Pemuda Meninggal di Pintu Air DDTS, Mandi Sendirian di Danau

RIZKY/BE Situasi pemakaman korban tenggelam di Pintu air Danau Dendam Tak Sudah. Korban bernama Heru tewas tenggelam saat berenang di pintu air DDTS, Jumat 3 Maret 2024.--

Harianbengkuluekspress.id - Pintu air Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) 'memakan' korban jiwa, Sabtu 2 Maret 2024. Heru Ramadhan (20), warga Jalan Tanggung, RT 01 RW 01, Kelurahan Surabaya, Kecamatan Sungai Serut, meninggal dunia tenggelam di lokasi tersebut. Tubuh korban berhasil ditemukan oleh warga yang melakukan pencarian sekitar pukul 18.30 WIB. 

Tangisan keluarga korban pecah saat warga beramai-ramai menggotong tubuh korban keluar dari pintu air. Korban Heru kemudian dimakamkan pada Minggu 3 Februari 2024 pagi. 

Diceritakan Kiswanto, Ketua RT 01, korban dilaporkan pergi dari rumah sejak Sabtu siang. Karena sudah sore, orang tua korban kemudian mencari korban sampai ke Simpang 4 Korpri, Jembatan Elevated Air Sebakul hingga ke Danau Dendam, tetapi upaya pencarian tidak membuahkan hasil. Sampai akhirnya ayah korban mempunyai firasat korban main di Danau Dendam. 

Ayah korban pergi ke Danau Dendam dan menemukan baju, sendal dan topi korban di tepian pintu air. Ayah korban yang sudah panik langsung masuk ke dalam air mencari korban.

BACA JUGA:Realisasi 3 Jenis Pajak di BU Masih Nol, Ini Jenis Pajaknya

BACA JUGA:85 Ha di BU Diusulkan ke Ditjenbun untuk Ini

"Sempat mencari 15 menit, tetapi tidak ketemu. Kemudian, ayahnya meminta pertolongan warga. Akhirnya warga ramai-ramai mencari di pintu air. Korban ditemukan masih di dalam air.  Salah seorang warga menyenggol badan korban saat mencari di dalam air danau," jelas Kiswanto.

Meski sudah dewasa, korban tidak seperti pemuda seumurannya (berkebutuhan khusus). Kuat dugaan korban pergi ke pintu air Danau Dendam untuk mandi. Karena, di tepian pintu air korban meninggalkan baju, topi dan sendal. Diduga setelah masuk ke dalam air, korban kebingungan, tidak bisa meminta pertolongan. Meski korban bisa berbicara, tetapi kalimat yang diucapkan tidak terlalu jelas. 

"Dia ke lokasi sendiri, korban ini memang selalu sendiri kalau main. Kemungkinan mau mandi, karena di dekat pintu air baju, topi dan sendal ditinggalkan," imbuhnya.

Meski tidak seperti pemuda seumurannya, tetapi korban dikenal sangat baik lingkungan RT 01. Sebelum kejadian, korban tidak pernah main jauh dari rumah. Itulah kenapa, saat mencari korban, ayah korban juga bertanya pada warga di lingkungan RT 01 melihat korban atau tidak. 

BACA JUGA:Pemkot Tertibkan Usaha Sedot Tinja, Usaha Sedot Tinja Swasta Cemari Lingkungan Buang Tinja ke Sini

"Firasat ayahnya itu korban main di danau dendam. Sempat pulang lagi untuk ambil senter, sampai menemukan baju korban. Dari situlah, firasat ayahnya korban mandi dan tenggelam," pungkasnya. (Rizki Surya Tama)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan