Satu Ton Milk Bun Asal Thailand Bernilai Rp 400 Juta Dimusnahkan, Ini Penjelasannya

pemusnahan bersama pangan olahan milk bun asal THailand-Istimewa/Bengkulu Ekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Sebanyak 2.564 kotak atau setara 1 ton olahan pangan roti milk bun asal Thailand, dimusnahkan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai Soekarno-Hatta bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Jajanan yang sedang viral diperkirakan bernilai Rp 400 juta tersebut merupakan hasil sitaan dari 33 penindakan terhadap barang bawaan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta pada Februari 2024. 

Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo mengatakan barang bawaan itu disita karena melebihi batas maksimal.

Dimana setiap penumpang rata-rata membawa puluhan hingga ratusan  kotak milk bun berbagai varian.

Yang diduga jajanan tersebut bukan untuk dikonsumsi pribadi, melainkan  barang jasa titipan atau jastip.

"Jadi batas bawaan olahan pangan adalah 5 Kg per penumpang, jika melebihi batas dan tidak disertai izin dari Badan POM, maka atas kelebihannya akan dilakukan penindakan sesuai ketentuan yang berlaku," kata Gatot lewat keterangan tertulis, Jumat 8 Maret 2024.

BACA JUGA:Tingkatkan Pelayanan Terintegrasi, Kantor Bea Cukai Bengkulu Terapkan ini

BACA JUGA:Konsumsi Rokok Ilegal Berbahaya, Ini Kata Kepala Bea Cukai Bengkulu

Seraya menambahkan jumlah tersebut tidak wajar jika untuk konsumsi pribadi, sehingga besar dugaan jajanan tersebut  untuk tujuan komersial atau jasa titipan.

Selain itu penumpang juga tidak memiliki izin edar BPOM, yang merupakan syarat untuk membawa barang.

Oleh karenanya, pihak Bea cukai melakukan penindakan  melakukan pemusnahan untuk meminimalisir peredaran barang tanpa izin edar Badan POM di masyarakat,

Karena makanan tanpa izin BPOM tersebut diduga tidak terjamin keamanan, mutu, dan gizinya. 

Penindakan dan pemusnahan juga sebagai transparansi kepada masyarakat dalam penyelesaian barang hasil penindakan Bea Cukai.

Diharapkan penindakan tersbut dapat mendukung industri makanan dalam negeri, sehingga tidak tergerus oleh produk-produk impor.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan