Perhatikan Asupan Gizi Calon Pengantin, Ini Tujuan BKKBN Provinsi Bengkulu
Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M Iqbal Apriansyah.--
BENGKULU, BE - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, mengimbau remaja yang nantinya menjadi calon pengantin agar menjalani pola hidup sehat dengan memperhatikan asupan gizi. Bisa melahirkan generasi sehat bebas stunting.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M Iqbal Apriansyah mengatakan, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Bengkulu sebesar 19,8 persen. Angka itu menurun 2,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski begitu, pihaknya tetap meminta kabupaten/kota di Bengkulu, agar bisa memberikan edukasi secara masif kepada remaja calon pengantin, pasangan subur, ibu hamil, balita, dan ibu menyusui agar penyakit kekerdilan terhadap anak bisa dicegah sedini mungkin.
"Bagi anak-anak remaja, pola makan harus diperhatikan, harus memperhatikan asupan gizi untuk dirinya, apalagi remaja kurang memperhatikan masalah gizi," kata Iqbal, kepada BE, kemarin (31/10).
Menurut Iqbal, hal yang perlu dipahami dan diperhatikan dalam pencegahan stunting tidak hanya dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat saja, tetapi harus diiringi dengan mencegah pernikahan dini. Setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan pola makan, perbaikan pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
"Stunting dan kemiskinan ekstrim itu sejalan, tetap kekerdilan pada anak ini bukan hanya disebabkan oleh kemiskinan saja, tetapi juga pola asuh, sanitasi dan keberadaan air bersih," jelasnya.
Ia menjelaskan, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Untuk itulah stunting menjadi salah satu fokus pemerintah agar generasi bangsa cerdas dan sehat. Bahkan pemerintah pusat menargetkan penurunan angka stunting sebesar 14 persen harus dapat dicapai pada 2024.
"Kita optimis target tersebut bisa tercapai kalau seluruh pihak bersama-sama menurunkan angka stunting," jelasnya.
Ia mengaku, stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan di Bengkulu. Apalagi stunting dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik anak, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.
"Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendah kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental dan yang ketiga munculnya penyakit kronis yang mudah menyerang tubuh anak," tutupnya. (999)