Pentingnya Rapor Pendidikan Indonesia, untuk Ini

BUDHI/BE Anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek kembali menggelar workshop pendidikan yang melibatkan puluhan guru di Provinsi Bengkulu dalam upaya mendorong transformasi s--

BENGKULU, BE - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati kembali menggelar workshop pendidikan yang melibatkan puluhan guru di Provinsi Bengkulu dalam upaya mendorong transformasi sistem pendidikan di Indonesia, terkhusus di Provinsi Bengkulu ini.

Dikatakan Widyaprada Ahli Utama Direktorat SMA KemendikbudRistek RI, Drs Purwadi Sutanto MSi, rapor pendidikan adalah platform yang mengintegrasikan berbagai data pendidikan, terutama data AN, sehingga menjadi alat ukur komprehensif yang menyajikan kondisi pendidikan Indonesia guna mendorong refleksi dan perbaikkan mutu pendidikan.

"AN dapat memotret kualitas hasil belajar, proses, serta lingkungan belajar sebagai refleksi kondisi mutu layanan pendidikan. Mengukur instrumen kunci seperti asesmen kompetensi minimum (AKM), survei lingkungan belajar (Sulingjar) dan survei karakter untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah," ucapnya, Kamis (2/11).

Ia pun menerangkan, ketiga instrumen tersebut menjadi kompetensi dasar untuk mendorong pembelajar sepanjang hayat, berkontribusi pada masyarakat, serta mendukung tumbuh kembang peserta didik secara utuh. Di samping itu, Sulingjar ini juga dapat menjadi dasar dalam mendiagnosis tantangan di satuan pendidikan dan merencanakan pembenahan.

"Melalui rapor pendidikan, data pendidikan setiap satuan pendidikan dan juga daerah dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan termasuk kepala sekolah, guru, dan pemerintah daerah untuk membuat perencanaan yang sesuai kebutuhan dan melakukan pembenahan pembelajaran yang tepat sasaran," tuturnya.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati juga mengatakan, melalui workshop manfaatkan rapor pendidikan Indonesia untuk perbaikan pembelajaran sebagai cara memantau perkembangan proses belajar dan menjadi dasar perbaikan pembelajaran adalah sebuah keniscayaan. Proses pembelajaran yang baik diharapkan mampu membangun karakter setiap anak bangsa.

"Ruang pembelajaran bagi kita semua sangat luas. Tugas kita melakukan transformasi yang dapat dilakukan oleh sumber daya pendidikan yang ada, agar mendapatkan hasil pendidikan yang maksimal," katanya.

Oleh karena itu, ia mengajak para pemangku kepentingan kunci, seperti  kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, satuan pendidikan, kepala sekolah, guru, pemerhati pendidikan, peneliti, peserta didik serta terutama orang tua untuk bergotong-royong mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional dan memanfaatkan Rapor Pendidikan ini.

"Dengan adanya Rapor Pendidikan Indonesia, seluruh pemangku kepentingan mulai dari satuan pendidikan, pemerintah daerah, orang tua murid dapat bergotong royong untuk melakukan pembenahan kualitas pendidikan di Indonesia," demikian jelasnya.

Karena, ia menyebutkan, pendidikan adalah tanggung jawab kolektif seluruh pemangku kepentingan. Bukan hanya pemerintah pusat dan daerah, guru, kepala sekolah, orang tua, tetapi juga seluruh komunitas masyarakat punya peran kunci dalam meningkatkan pendidikan nasional. (529)

Tag
Share