Jelang Musim Tanam II, Pemkab Mukomuko Tambah Kuota Pupuk Subsidi, Segini Banyaknya

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriani-Endi/Bengkulu Ekspress-

Harianbengkuluekspress.id-Petani di Kabupaten Mukomuko, mendapat kabar gembira menjelang musim tanam (MT) II tahun 2024.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko mengumumkan penambahan kuota pupuk subsidi yang signifikan, diharapkan mampu mengatasi kekurangan pupuk yang sering dikeluhkan petani.

"Alhamdulillah, jelang memasuki musim tanam kedua, ada tambahan kuota pupuk subsidi untuk petani. Dengan tambahan ini, diperkirakan cukup menutupi kebutuhan akan pupuk petani," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriani , Senin, 10 Juni 2024.

Pitriani menjelaskan bahwa kuota awal pupuk urea subsidi yang sebelumnya sebanyak 966 ton kini naik menjadi 1700 ton. Kenaikan serupa juga berlaku untuk pupuk NPK, dari 684 ton menjadi 1461 ton.

BACA JUGA: Jaring Atlet Potensial dari Desa, Ini Tujuan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Asesmen Jabatan Kadinkes Dimulai, Ini Deadline Pendaftarannya

Ini merupakan kabar baik yang sangat diharapkan oleh para petani yang sering menghadapi masalah kekurangan pupuk.

"Dengan penambahan kuota ini, kami yakin cukup untuk menutupi kebutuhan pupuk bagi petani kita," tambah Pitriani dengan optimis.

Penambahan kuota ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pupuk, tetapi juga sebagai tanggapan atas keluhan para petani sawah yang sering mengalami kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. 

"Penambahan kuota pupuk ini untuk menjawab keluhan petani. Semoga dengan penambahan ini dapat menutupi kebutuhan petani sawah," tegasnya.


Petani bergembira, Pemkab Mukomuko tambah kuota pupuk subsidi jelang musim tanam II-Istimewa/Bengkulu Ekspress-

Namun, realisasi dari penambahan kuota ini masih menunggu surat keputusan (SK) terbaru dari Bupati Mukomuko. 

"Draf SK perubahan kuota pupuk sudah kita siapkan, tinggal menunggu pengesahan dari bupati," jelas Pitriani. 

Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya banyak kios yang enggan menyalurkan pupuk subsidi karena kuota yang didapat sangat kecil, menyebabkan ketakutan akan konflik di lapangan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan