Lestarikan Budaya Indonesia, Wayang Kulit PMJB Bius Ratusan Masyarakat Jawa di Bengkulu
Mendag Dr Zulkifli Hasan menyerahkan wayang kulit kepada dalang Ki Prof Dr H Yanto SH MH dan Ki Sri Kuncoro Brimob, serta Rektor UMB Dr Susyanto MSi di Sportorium Kampus 4 UMB, Jumat, 14 Juni 2024 malam.-EKO/BE -
Harianbengkuluekspress.id - Paguyuban Masyarakat Jawa Bengkulu (PMJB) sukses menggelar pagelaran wayang kulit, Jumat, 14 Juni 2024 malam.
Lewat dalang Ki Prof Dr H Yanto SH MH dan Ki Sri Kuncoro Brimob, wayang kulit dengan lakon 'Banjaran Gatut Koco' mampu membius ratusan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa di Bengkulu.
Meskipun diguyur hujan, masyarakat terus berduyun-duyun hadir menyaksikan wayang kulit semalam suntuk tersebut.
Pagelaran wayang kulit berhadiah sepeda motor ini digelar di Kampus 4 Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) depan Polda Bengkulu. Acara ini sekaligus dalam rangka Milad UMB ke-33 tahun.
Menteri Perdagangan (Mendag), Dr Zulkifli Hasan SE MM secara langsung hadir menyaksikan pagelaran wayang kulit tersebut.
Menurut Zulkifli, pagelaran wayang kulit itu sebagai bagian pelestarian budaya Indonesia. Maka pelestariannya tidak boleh terhenti sampai kapanpun.
BACA JUGA:Pilkada Rejang Lebong 2024: PKB Pilih Syamsul Effendi
BACA JUGA:Asesmen Kadinkes Sepi Peminat, Belum Ada Pejabat yang Mendaftar
"Kita harus melestarikan budaya Indonesia yang tinggi dan agung ini," terang Zulkifli.
Dijelaskannya, wayang kulit sebagai kesenian tradisional yang lahir, hidup, tumbuh, berkembang terutama dalam masyarakat Jawa, sudah banyak dikenal dunia. Bahkan orang luar negeri banyak mempelajari kesenian wayang kulit.
"Orang barat saja, banyak belajar wayang kulit. Masa kita tinggalkan," tuturnya.
Zulkifli mengatakan, dirinya hadir menyaksikan wayang kulit di Bengkulu ini karena mencintai budaya masyarakat Indonesia. Apalagi wayang kulit ini, digelar oleh PMJB yang diKetuai oleh Hakim Agung, Prof Dr H Yanto SH MH.
"Mana berani tidak datang. Kalau diundang, pasti datang dan wajib hadir," tuturnya.
Zulkifli yang telah menyandang gelar dari Keraton Solo sebagai Kanjeng Pangeran Noto Wono Negoro, sejak tahun 2010 lalu memang sudah dekat dengan masyarakat Jawa. Maka setiap ada pagelaran seni budaya Jawa, maka dirinya menyempatkan untuk hadir.