Sarasehan Penghayat Kepercayaan Di Surabaya,Rumuskan Langkah Strategis, Wujudkan Nusantara Baru

Ratusan peserta berkumpul dalam Sarasehan Nusantara Penghayat kepercayaan di Surabaya Jawa Timur -istimewa/bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id-Sebanyak  275 peserta  mengikuti Sarasehan Nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa  yang digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Para peserta itu  terdiri dari  organisasi Penghayat Kepercayaan, Generasi Muda Penghayat Kepercayaan (Gema Pakti), Perempuan Penghayat Kepercayaan (Puan Hayati), kementerian/lembaga terkait, organisasi masyarakat sipil, serta perguruan tinggi.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid menuturkan kegiatan Sarasehan Nasional ini diharapkan mampu memperkuat jaringan kerja sama antara penghayat kepercayaan di seluruh Indonesia.

Para penghayat dapat saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, serta bersama-sama membangun bangsa yang lebih kokoh dan harmonis. 

“Sarasehan ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas, meneguhkan identitas, dan berkontribusi lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara," ungkapnya.

BACA JUGA:Tampil Meyakinkan di Lomba Karaoke Porwanas Kalsel, IKWI Bengkulu Kunci Posisi Ini

Dikatakannya, acara yang berlangsug  dari 19-22 Agustus 2024 di Surabaya, Jawa Timur itu, menyampaikan bahwa kegiatan Sarasehan Nasional ini merupakan momen istimewa untuk merumuskan langkah strategis untuk menghadapi tantangan ke depan, baik sebagai individu ataupun komunitas.

Mereka akan  mendiskusikan peran strategis penghayat kepercayaan dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. 

“Para penghayat memiliki nilai-nilai luhur yang diyakini untuk kebaikan seluruh masyarakat. Nilai yang dapat menjadi jawaban dari berbagai tantangan dalam menjaga ketahanan sosial secara global. Ajarannya dapat memberikan kontribusi nyata untuk mewujudkan ketahanan budaya, sosial, dan lingkungan”, ungkapnya. 

Disisi lain, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, Sjamsul Hadi, menekankan pentingnya acara ini sebagai wadah untuk membangun dialog yang konstruktif antara para penghayat kepercayaan dan pemerintah.

Menurutnya, pemerintah telah berupaya keras dalam memastikan bahwa hak-hak penghayat kepercayaan diakui dan dihormati melalui serangkaian program dan kebijakan yang telah diterbitkan.

Namun, tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana para penghayat dapat mengimplementasikan regulasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memanfaatkan sepenuhnya layanan yang telah disediakan.

“Penghayat kepercayaan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keberagaman Indonesia. Mereka tidak hanya berdampingan dengan beragam tantangan yang kini dihadapi, seperti perkembangan teknologi, urbanisasi, serta perubahan lingkungan, tetapi juga harus mampu mandiri dan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup,” ujar Sjamsul.

BACA JUGA:Miris, Tebat Gelumpai BS Jadi Tempat Main Kuda-kudaan, Begini Pengakuannya

Tag
Share