Harga Beras di Bengkulu Dipengaruhi 2 Hal, Simak Penjelasan BPS Berikut

Harga beras dipengaruhi 2 hal yakni penawaran dan permintaan. -IST/BE-

Harianbengkuluekspress.id - Harga beras di Bengkulu dipengaruhi oleh supply dan demand atau penawaran dan permintaan. Ketika permintaan lebih tinggi dibandingkan penawaran, maka harga beras akan naik.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal ME mengatakan, kenaikan harga komoditas beras sangat bergantung dengan pola supply dan demand. Artinya ada kondisi ketergantungan dengan jumlah permintaan dan ketersediaan barang. 

Ketidakseimbangan antara supply dan demand akan mempengaruhi kenaikan harga komoditas, dan secara langsung juga akan mempengaruhi angka inflasi daerah karena komoditi tersebut ikut andil menyumbang inflasi. 

"Biasanya dalam konteks inflasi atau kenaikan harga itu terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand," kata Win.

BACA JUGA: Harga Beras Mulai Dikeluhkan, Sebab Naik Terus..

BACA JUGA:Daftar Pilwakot Bengkulu, Dedy - Agi Janjikan Beras Gratis Setiap Bulan, Agusrin Siap Turun Gunung

Win menambahkan, persoalan supply dan demand pasti telah diantisipasi oleh pemerintah, sehingga jika adanya kenaikan harga komoditas secara terus menerus, sedangkan stok kebutuhan terpenuhi, pemerintah harus melakukan upaya-upaya yang signifikan. 

"Untuk beberapa komoditas seperti beras, saya yakin upaya yang dilakukan sudah optimal. Bahkan ditengarai kondisi 

sebenarnya untuk berasnya stok ada, tapi harganya masih naik. nah ini yang yang perlu upaya-upaya lagi," tambah Win. 

Win menyebut, jika kondisi pertanian di Bengkulu dalam kondisi tidak panen atau adanya pengurangan hasil panen karena dampak kemarau, maka pemerintah melalui pihak terkait seperti Bulog akan melakukan supply komoditas dari daerah lain, bakan dari negara lain. 

"Banyak cara untuk meredam perbedaan antara supply dan demand. Namun harga masih tetap terus naik pernah terjadi di 2023, di mana waktu itu 9 bulan dari 12 bulan, harga beras bergerak terus. Hal ini artinya memang ada situasi yang tidak normal," jelasnya. 

Lebih lanjut, dalam mengatasi persoalan kenaikan harga tersebut, Win Rizal mengatakan perlu beberapa terobosan, baik dari segi penambah stok kebutuhan hingga peningkatan literasi masyarakat. 

"Beberapa terobosan yang kita lakukan, misalnya membuat literasi kepada konsumen agar tidak sembarangan membeli beras kepada penjual yang menaikan harga sesuai keinginannya sendiri. Hal seperti demikian yang harus kita cegah," tutupnya.(999)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan