Inflasi November Terendah 2024, Segini Nilainya
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal--
Harianbengkuluekspress.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat tingkat inflasi Bengkulu pada November 2024 mencapai 0,82 persen (yoy). Angka ini menjadi yang terendah sepanjang tahun 2024, memberikan sinyal positif bagi stabilitas ekonomi daerah.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal menyebutkan, inflasi ini merupakan hasil kombinasi antara kenaikan dan penurunan harga berbagai komoditas.
"Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi di antaranya sigaret kretek mesin, emas perhiasan, dan daging ayam ras," ungkapnya pada konferensi pers di kantor BPS Bengkulu, Senin 2 Desember 2024.
Selain itu, beberapa bahan pangan juga berkontribusi terhadap kenaikan inflasi. Di antaranya bawang merah, minyak goreng, serta udang basah.
BACA JUGA:Tiket Pesawat Turun 10 Persen, Catat Tanggal Mulainya
BACA JUGA:463 KK Terkena Banjir, BMKG Ingatkan Waspada Bencana Hidrometeorologi
"Kenaikan harga barang-barang ini didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat, terutama menjelang akhir tahun," tambah Win.
Meski demikian, ada pula komoditas yang membantu menekan laju inflasi. Menurut data BPS, penurunan harga cabai merah, cabai rawit, dan telur ayam ras memberikan dampak signifikan.
"Harga bahan bakar jenis bensin yang stabil juga turut menjaga inflasi tetap terkendali," jelas Win.
Pengamat ekonomi Universitas Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy SE menilai, pencapaian inflasi rendah ini sebagai prestasi yang harus dipertahankan.
"Ini menunjukkan bahwa pengendalian harga di Bengkulu cukup efektif, meskipun tantangan ekonomi global masih ada," katanya.
BACA JUGA:9.016 Izin Usaha Diterbitkan, Menurut Kepala DPMPTSP Kota Bengkulu Terbanyak untuk Sektor Ini
Ia juga mengingatkan pemerintah daerah untuk terus memantau komoditas penyumbang inflasi. "Misalnya, sigaret kretek mesin dan emas perhiasan yang cenderung sensitif terhadap perubahan harga. Ini perlu diantisipasi agar tidak menjadi beban di masa depan," ujarnya.
Dalam upaya menjaga stabilitas harga, pemerintah provinsi melalui Dinas Perdagangan telah menggelar operasi pasar. Hal itu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga menjelang akhir tahun 2024.