Padi Biofortifikasi Solusi Atasi Stunting, Begini Penjelasan Kepala Dinas TPHP Provinsi Bengkulu

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi.--

Harianbengkuluekspress.id - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu terus mendukung petani untuk menanam padi biofortifikasi. Hal ini sebagai solusi mengatasi masalah stunting pada anak. Bahkan demi mewujudkan hal tersebut, sejumlah daerah penghasil padi di Bengkulu akan menjadi fokus penanaman benih padi ini pada 2025.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi, budidaya padi biofortifikasi bertujuan  menyediakan beras yang kaya gizi, terutama untuk mengatasi stunting. Pemerintah daerah di Bengkulu sedang mengembangkan benih tersebut karena mengandung Zinc (Zn) yang lebih tinggi dibandingkan varietas lain.

"Kami akan terus mendorong budidaya benih padi biofortifikasi di Bengkulu, karena memiliki kandungan Zinc yang tinggi dan baik untuk mengatasi stunting," kata Rizon, Kamis 23 Januari 2025, kepada BE.

Zinc merupakan zat gizi mikro penting untuk mendukung sistem kekebalan dan metabolisme tubuh. Dengan terpenuhi asupan Zinc didalam tubuh maka akan membuat tubuh menjadi sehat dan terhindar dari risiko stunting.

BACA JUGA:Jaga Data dan Privasi UMKM, Ini Imbauan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Dugaan Honorer Siluman Berujung ke APH, Pansus DPRD Tak Kunjung Terbentuk

"Kami berharap kehadiran benih padi biofortifikasi bisa membantu memenuhi Zinc dan mencegah stunting" ujar Rizon.

Seperti diketahui, kekurangan Zinc dalam tubuh mengakibatkan kecerdasan rendah, daya tahan lemah, produktivitas rendah, pertumbuhan dan penampilan kulit, rambut dan kuku tidak optimal dan perkembangan kognitif dan motorik terganggu. Sehingga dengan kehadiran padi biofortifikasi kebutuhan Zinc bisa tercukupi.

"Pada anak balita stunting, volume otak cenderung lebih kecil. Jika kelak tumbuh dewasa, anak balita tersebut berisiko terkena penyakit tidak menular, seperti darah tinggi, jantung, dan diabetes, makanya Zinc sangat diperlukan," tuturnya.

Ia mengaku, hasil panen dari budidaya beras biofortifikasi nantinya dijual ke daerah dengan angka stunting yang masih tinggi di Bengkulu. Salah satu daerah yang menjadi target yakni Kabupaten Bengkulu Selatan. Sebab daerah ini memiliki angka stunting mencapai 23 persen.

BACA JUGA:Pabrik CPO Kembali Hadir di Seluma, Dibangun di Sini

"Kami ingin menanam benih padi berkualitas tinggi dengan kandungan gizi lebih lengkap di banyak daerah di Bengkulu, salah satunya Bengkulu Selatan, karena angka stunting masih tinggi di daerah ini," kata Rizon.

Selain itu, Rizon mengaku, padi biofortifikasi dari pemerintah pusat memiliki hasil panen yang setara dengan benih biasa yang ditanam petani. Ini memberikan keyakinan kepada petani bahwa mereka dapat menanam tanaman ini tanpa hambatan khusus.

"Untuk hasil sama seperti beras biasa, jadi ini tentu saja bisa mendorong petani padi di Bengkulu untuk membudidayakan padi ini di Bengkulu," pungkasnya. (Rewa Yoke)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan