Inflasi Bengkulu Diperkirakan Melambat, Ini Penjelasan dari Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu

Rabu 01 May 2024 - 22:00 WIB
Reporter : Rewa Yoke
Editor : Zalmi Herawati

Harianbengkuluekspress.id - Inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 diperkirakan mengalami perlambatan. Perlambatan ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), peningkatan kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), dan implementasi harga acuan baru oleh Badan Perencanaan Nasional (BAPANAS).

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Darjana saat diwawancara BE, Rabu, 1 Mei 2024, perlambatan inflasi juga dipicu oleh upaya penguatan pengendalian inflasi, terutama melalui GNPIP yang telah membantu meredakan tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu. Selain itu, Bank Indonesia  juga mendukung inisiatif pemerintah dalam mengimplementasikan harga acuan yang baru sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga di pasar.

"Dengan segala upaya yang dilakukan tersebut, kami perkirakan inflasi di Bengkulu terjaga pada sekitar 2,50% ± 1% year-on-year," kata Darjana, Rabu 1 Mei 2024.

Namun, ada beberapa risiko yang dapat meningkatkan inflasi di wilayah Bengkulu. Salah satunya adalah peningkatan permintaan masyarakat terhadap bahan makanan. Selain itu, keterbatasan produksi lokal akibat kondisi cuaca yang tidak menentu juga dapat mempengaruhi ketersediaan dan harga bahan pangan.

BACA JUGA:FKGPAI-TK Muswil Pemilihan Ketua Baru, Ini Tema yang Diambil

BACA JUGA:SMAN 1 Wisuda dan Perpisahan 344 Siswa, Ini Pesan Sang Kepala Sekolah

"Meski begitu tetap ada beberapa risiko yang harus terus diwaspadai seperti peningkatan permintaan masyarakat terhadap bahan makanan dan kondisi cuaca," tuturnya.

Lebih lanjut, Ia juga mengkhawatirkan, kenaikan harga beras dan cabai merah menjadi perhatian karena kondisi stok yang terbatas. Faktor lain yang berpotensi memicu inflasi adalah kenaikan tarif cukai rokok dan tarif parkir di Kota Bengkulu, serta masih tingginya harga pupuk non-subsidi dan harga pakan ternak.

"Kami minta semua pihak saling bekerjasama agar harga sejumlah barang komoditas tetap terkendali di Bengkulu," harap Darjana.

Dalam menghadapi risiko-risiko tersebut, Bank Indonesia Bengkulu berkomitmen untuk terus memantau perkembangan ekonomi dan inflasi serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

BACA JUGA:Borong 4 Penghargaan Ini, BE Koran Terbaik Nasional

"Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi risiko-risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu," pungkasnya. (Rewa)

 

Kategori :